Logo SitusEnergi
SKK Migas Akui Lifting Migas 2019 Tak Capai Target SKK Migas Akui Lifting Migas 2019 Tak Capai Target
Jakarta, Situsenergy.com Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengumumkan realisasi lifting minyak tahun 2019 lalu hanya mencapai 96,3 persen.... SKK Migas Akui Lifting Migas 2019 Tak Capai Target

Jakarta, Situsenergy.com

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengumumkan realisasi lifting minyak tahun 2019 lalu hanya mencapai 96,3 persen. Sementara realisasi lifting gas sebesar 84,8 persen sehingga keseluruhan hanya mencapai 90,5 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan sepanjang 2019 lifting minyak adalah 746 millions barel oil per day (MBOPD) sementara target dalam APBN yang ditetapkan adalah sebesar 775 MBOPD. Sedangkan lifting gas sebesar 5.934 milion standard cubic feet per day (MMSCFD) dari target 7.000 MMSCFD. Dengan capaian ini maka realisasi lifting migas 2019 sebesar 1.806 milion barel oil equivalent per day (MBOEPD) atau lebih rendah dari realisasi 2018 yang mencapai 1.927 MBOPD.

Dijelaskannya salah satu penyebab realisasi lifting migas tidak dapat memenuhi target adalah adanya kebocoran dan juga kebakaran di beberapa wilayah produksi. Selain itu, adanya penurunan produksi secara ilmiah (decline) di beberapa sumur produksi seperti di Mahakam yang mencapai angka decline sekitar 15.000 barel oil per day dan di blok lainnya.

BACA JUGA   Pefindo Naikkan Rating Elnusa ke idAA+, Outlook Stabil

“Sebagaimana kita ketahui bahwa memang produksi dan lifting ini yang kita butuhkan adanya cadangan, selama belum ada cadangan yang signifikan memang proses decline tidak bisa kita hindarkan,” kata Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (9/1).

Menghadapi beberapa sumur produksi yang decline tersebut, SKK Migas mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mendorong peningkatan produksi migas di tahun 2020 ini. Yang pertama adalah dengan meningkatkan pengeboran sumur pengembangan sekitar 20-25 persen tahun ini. Upaya ini dilakukan untuk mempertahankan tingkar produksi eksisting yang tinggi terutama pada sumur-sumur yang masih memiliki cadanga yang banyak.

Strategi berikutnya adalah dengan melakukan transformasi sumber daya ke produksi dengan menetapkan POD Lapangan Sidayu bisa onstream tahun ini. Selanjutnya dengan cara mempercepat chemical EOR (Enhanced Oil Recovery) di lapangan Sago, Gemah, Jatibarang, dan Tanjung. Kemudian SKK Migas bakal memaksimalkan upaya eksplorasi untuk menemukan sumber migas yang baru.

“Kita juga melakukan ranformasi di internal SKkKmelalui pembenahan organisasi sehingga diharapkan lebih aksesable dengan K3S (Kontraktor Kontrak Kerjasama) dan lebih baik. Mudah – mudahan di pertengahan bulan ini kita bisa one door service policy,” pungkas Dwi Soetjipto. (DIN/rif)

BACA JUGA   Trilema Energi Indonesia: Jalan Tiga Simpang dan Sebatang Lilin yang Merana

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *