Logo SitusEnergi
RI Butuh Duit Rp3.500 T Untuk Kurangi Pemakaian PLTU Batubara RI Butuh Duit Rp3.500 T Untuk Kurangi Pemakaian PLTU Batubara
Jakarta, Situsenergi.com Indonesia disebut membutuhkan anggaran hingga Rp3.500 triliun untuk mengurangi pemakaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dan beralih ke energi hijau untuk... RI Butuh Duit Rp3.500 T Untuk Kurangi Pemakaian PLTU Batubara

Jakarta, Situsenergi.com

Indonesia disebut membutuhkan anggaran hingga Rp3.500 triliun untuk mengurangi pemakaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara dan beralih ke energi hijau untuk mengurangi emisi karbon.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, dikutip Kamis (28/10/2021).

Suahasil menjelaskan, estimasi kebutuhan dana tersebut berasal dari biaya kompensasi terhadap pembangkit yang masih berjalan, termasuk juga pembangkit yang sudah terlanjur masuk kontrak bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

“Jika PLTU ditutup sedangkan kontraknya masih efektif ini akan menjadi masalah bisnis kalkulasi. Berapa banyak kompensasi yang harus disediakan,” ungkap Suahasil.

Permasalahan selanjutnya, kata Suahasil yaitu kebutuhan dana tersebut tidak bisa dipenuhi melalui APBN. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah yaitu melalui pendanaan Internasional.

Salah satunya, kata Suahasil, pendanaan akan datang dari negara-negara yang menghadiri The COP 26 UN Climate Change Conference.

“Kami berharap COP26 bisa menjadi milestone dimana dukungan internasional bisa diwujudkan,” ujar Suahasil sembari menjelaskan bahwa agenda itu akan berlangsung di Glasgow, Skotlandia pada 31 Oktober hingga 12 November 2021.

Di sisi lain, lanjut Suahasil, upaya lainnya juga digenjot pemerintah melalui pengurangan penggunaan PLTU.

BACA JUGA   Bye BBM! Nias Siap Pakai Gas Bersih, PLN EPI Tancap Gas!

“Mayoritas konsumsi listrik kita diproduksi dari batu bara dan diesel. Kita masih bergantung pada bahan bakar fosil. Itu adalah satu sektor yang sumbangan emisinya tinggi sehingga coba kita kurangi,” pungkasnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *