

Proyek Pengembangan Kilang RDMP Pertamina Balikpapan Kejar Target
MIGAS June 30, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Seiring dengan salah satu fokus kebijakan Pemerintah RI pada tahun ini, yaitu pemulihan ekonomi di tengah tantangan pandemi, Pertamina sebagai BUMN melanjutkan proyek-proyek strategi nasional yang diamanahkan. Salah satu proyek strategis nasional yang diamanahkan adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), yakni pengembangan kilang minyak dan petrokimia di Balikpapan.
Sejak membentuk Subholding Refining and Petrochemical (R&P), Pertamina fokus pada pelaksanaan amanah ini kepada PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai induk bisnis kilang minyak dan petrokimia agar proyek RDMP Balikpapan berjalan lebih tangkas dan cepat.
Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) yang akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak.
Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD), dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT KPI, Ifki Sukarya, menambahkan bahwa proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-lawe merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Proyek RDMP Kilang Balikpapan terdiri dari dua fase. Pada fase 1 yang ditargetkan selesai pada 2024, RDMP Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 kilo barel per hari/kbpd (ribu barel per hari) menjadi 360 kbpd dan menghasilkan produk -produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V. Produk standar Euro V sendiri memiliki keunggulan yang utama yaitu lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar minyak yang lebih berkualitas dengan tingkat konsumsi yang lebih hemat,” jelasnya.
Pada fase 2 yang ditargetkan selesai pada 2026, sambung Ifki, proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan pasokan minyak mentah sehingga kilang akan mampu mengolah minyak mentah yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan harga lebih ekonomis, yaitu minyak mentah asam dengan kandungan belerang (sulfur) sebanyak 2%.
Dalam proyek ini, terdapat juga pengembangan sejumlah fasilitas pendukung di Terminal Lawe-Lawe, yaitu pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1 juta barel, pembangunan fasilitas penerimaan pasokan minyak mentah dari kapel tanker yang disebut Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 tonase bobot mati, serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dan dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan.
Jika mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni RDMP Kilang Balikpapan telah mengalami kemajuan pembangunan fisik sebesar 35,74%. PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) sebagai penanggung jawab proyek telah melaksanakan rapat akselerasi dengan joint operation (JO) pelaksana proyek.
“Proyek RDMP Balikpapan juga telah mencapai sejumlah pencapaian di RDMP Balikpapan. Hingga akhir triwulan 1 kemarin, proyek telah mencapai beberapa tonggak sejarah, yakni Pengiriman 3 Unit Boiler (pada Februari 2021); Reaktor Alkilasi Pengiriman (Maret 2021)” Ifki.
Masih menurut Ifki, pada triwulan 2 ini, milestones yang telah dicapai adalah Operational Acceptance Relokasi Flare (April 2021) dan pengiriman 5 unit Steam Turbine Generator (Juni 2021).
“Demi kemandirian energi negeri dan menjaga profitabilitas Kilang Balikpapan, RDMP tetap harus melaju cepat dengan langkah yang tepat. Kilang Untung, Bangsa Untung,” pungkas Ifki.(ERT/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.