Logo SitusEnergi
PLTS Baik Untuk Bauran Energi, Tapi… PLTS Baik Untuk Bauran Energi, Tapi…
Jakarta, Situsenergi.com ReforMiner mengapresiasi komitmen PT PLN (Persero) untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya, melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya... PLTS Baik Untuk Bauran Energi, Tapi…

Jakarta, Situsenergi.com

ReforMiner mengapresiasi komitmen PT PLN (Persero) untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya, melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang telah mencapai kesepakatan financial close pada 2 Agustus 2021 kemarin. Namun demikian, ReforMiner tetap memiliki sebuah catatan terkait PLTS.

Direktur ReforMiner, Komaidi Notonegoro mengatakan, PLTS dari perspektif bauran energi sangat positif, terlebih biaya untuk pembangunan fasilitas PLTS relatif terjangkau dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Namun demikian, tetap pembangkit listrik yang mengandalkan tenaga surya itu masih memiliki kekurangan.

“Harga jual memang sudah kompetitif, namun perlu diketahui sifat PLTS adalah intermiten atau tidak bisa memproduksi listrik terus menerus. Dalam sehari produksi hanya bisa untuk 4-6 jam. Sementara sehari ada 24 jam. Sisanya pasti akan dipenuni dari pembangkit lain non PLTS sehingga biayanya harus dirata-rata,” ungkap Komaidi kepada Situsenergi.com, Selasa (3/8).

Sebagaimana diketahui, sindikasi tiga bank internasional yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank siap mendanai pembangunan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini dengan nilai sekitar USD 140 juta. Ditargetkan, PLTS berkapasitas 145 MWAc tersebut akan beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) pada November 2022.

BACA JUGA   Bukan Cuma Omon-omon Soal Go Green! Pertamina Pasang PLTS Atap Terbesar di Kilang Balikpapan

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menyampaikan, pencapaian tahap financial close ini merupakan hasil dukungan penuh PLN sebagai pembeli listrik PLTS Cirata dan PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali), selaku induk dari PT PJB Investasi (PJBI) dan Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PT PMSE).

Zulkifli pun optimistis pembangkit ramah lingkungan ini bisa beroperasi komersial sesuai jadwal pada akhir 2022. Kehadiran dari PLTS Terapung Cirata akan menjadi revolusi pengembangan EBT di dalam negeri, mengingat pembangkit listrik ini dapat mengimbangi 214.000 ton emisi karbon dioksida.

Pembangunan proyek strategis nasional yang juga masuk dalam pilar “GREEN” transformasi PLN ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025.

“Keberhasilan pengembangan proyek ini, ke depannya diharapkan akan mendorong proyek-proyek terobosan di bidang EBT dengan harga yang kompetitif,” ungkap Zulkifli.

Diketahui, harga tenaga listrik dari PLTS ini cukup kompetitif, yakni sebesar USD 5,8 Cent / kilowatt hour (kWh).

Adapun, PLTS Terapung Cirata akan dijalankan oleh PMSE (Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi) yang merupakan Project Company hasil bentukan dari konsorsium cucu usaha PLN, yaitu PJBI dengan porsi saham 51 persen dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar dengan porsi saham 49 persen.

BACA JUGA   Bye BBM! Nias Siap Pakai Gas Bersih, PLN EPI Tancap Gas!

Selain dari sisi pengembangan EBT, PLTS Terapung yang ditargetkan bisa menghasilkan energi 245 juta kWh per tahunnya ini memegang peranan penting dalam elektrifikasi dan sisi pengembangan Sumber Daya Manusia. Pembangkit yang menempati area seluas kurang lebih 200 hektare di Waduk Cirata ini akan memasok listrik untuk 50.000 rumah serta menyerap tenaga kerja hingga 800 orang. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *