Tuban, situsenergi.com
Petani jagung di Tuban, Jawa Timur kini merasakan dampak positif dari transisi energi berbasis ekonomi kerakyatan. Melalui program PT PLN Nusantara Power (NP), bonggol dan jerami jagung yang sebelumnya terbuang sia-sia kini bisa dijual untuk diolah menjadi biomassa sebagai bahan bakar alternatif co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar.
Muzamil, petani dari Poktan Sido Makmur Desa Beji, menyebutkan bahwa limbah jagung yang dulunya tidak bernilai kini mampu memberi tambahan penghasilan. “Limbah jagung dibeli PLTU, hasilnya jadi rupiah. Kami berterima kasih atas program ini,” ujarnya.
Roni, petani lain dari kelompok yang sama, menambahkan bahwa manfaatnya tidak hanya dari sisi ekonomi. Infrastruktur pendukung yang diberikan PLN juga meningkatkan efisiensi pertanian. “Dulu bonggol jagung hanya dibakar, sekarang bisa dijual. Kami bahkan mendapat bantuan sumur sibel, sehingga lebih hemat untuk pengairan sawah,” jelasnya.
Program ini dijalankan PLN NP melalui Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar dalam skema CSR “Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi” (Si Pandu & Desi). Kabupaten Tuban sendiri merupakan sentra jagung nasional dengan produksi lebih dari 760 ribu ton per tahun. Produksi melimpah tersebut menghasilkan limbah dalam jumlah besar yang sebelumnya hanya terbuang.
Kini, limbah jagung petani ditampung oleh Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN) yang telah dilengkapi mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari. Ketua ECN, Bang Am, menyebut keberadaan mesin ini mengubah cara petani mengelola sisa panen. “Petani tinggal jual limbah jagung ke koperasi, bukan dibakar lagi. Kami siap menyerap sebanyak mungkin limbah dan mengolahnya jadi biomassa,” ungkapnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN akan terus memperluas penerapan co-firing biomassa sebagai bagian dari strategi swasembada energi berkelanjutan yang juga memberdayakan masyarakat lokal. “PLN kini tak hanya menyediakan listrik, tetapi juga energi bersih dan terjangkau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, serta menjaga lingkungan,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Dirut PLN NP, Ruly Firmansyah. Menurutnya, pengolahan limbah jagung menjadi energi di PLTU Tanjung Awar-Awar membuktikan bahwa transisi energi bisa berjalan berdampingan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kami berhasil menekan emisi sekaligus memberi nilai tambah bagi petani lokal,” tutup Ruly. (*)
Leave a comment