Logo SitusEnergi
PKS: Pemerintah Lebih Cermat Antisipasi Harga Minyak Dunia PKS: Pemerintah Lebih Cermat Antisipasi Harga Minyak Dunia
Jakarta, situsenergy.com Terkait asumsi harga minyak 2019 yang ditetapkan Pemerintah sebesar 70 dollar AS per barel, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)... PKS: Pemerintah Lebih Cermat Antisipasi Harga Minyak Dunia

Jakarta, situsenergy.com

Terkait asumsi harga minyak 2019 yang ditetapkan Pemerintah sebesar 70 dollar AS per barel, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memandang perlu dicermati secara lebih tajam meski harga minyak dunia saat ini rata-rata berada dalam rentang tersebut.

“Kita menyaksikan fluktuasi harga minyak dunia satu tahun terakhir sangat dinamis dengan trend umum terus naik. Ditengah asumsi APBN yang sangat konservatif tentu diperlukan formulasi yang lebih cermat dalam memprediksi situasi tersebut,” kata Rofi’ Munawar dalam keterangan pers yang disampaikan pada Selasa (28/8) di Jakarta.

Legislator asal Jawa Timur ini menjelaskan banyaknya ketidakpastian dan berbagai faktor seperti faktor geopolitik di negara penghasil minyak seperti Iran dan Venezuela, kebijakan pengendalian produksi minyak anggota OPEC, kelanjutan perang dagang antara Amerika dan Cina serta pemulihan kondisi perekonomian dunia telah menyebabkan sulitnya memprediksi naik turunnya harga minyak. Adapun saat ini harga WTI sekitar US$ 65 per barrel sementara Brent sekitar US$ 72 per barrel.

“Pemerintah wajib menyiapkan rencana untuk mengantisipasi perubahan harga ICP karena hal ini akan sangat mempengaruhi penerimaan negara dan belanja subsidi energi bagi masyarakat,” paparnya.

BACA JUGA   BAg Gandeng HDF Energy Indonesia untuk Kaji Potensi Kapal Bertenaga Hidrogen

Selaras dengan pandangan Fraksi PKS dalam menanggapi APBN 2019 saat rapat paripurna Selasa siang. Rofi menilai bahwa pergerakan ICP di tahun 2019 masih akan fluktuatif, mengingat dinamika harga minyak dunia dan trend-nya kedepan, terutama juga akan sangat dipengaruhi meningkatnya ketegangan geopolitik internasional.

“Mendorong pemerintah untuk lebih cermat dalam memprediksi harga minyak dunia dan trend-nya kedepan, sehingga dapat dilakukan perhitungan yang lebih akurat dalam menentukan ICP. Pemerintah juga perlu mengembangkan mekanisme lindung nilai (hedging),” tegasnya.

Fraksi PKS juga memandang angka lifting yang cenderung menurun tidak boleh dibiarkan terus. Pemerintah harus melakukan upaya-upaya yang ekstra serius untuk mengatasi penurunan lifting ini. Perlu didorong usaha eksplorasi yg signifikan agar lifting minyak dapat ditingkatkan.

“Kebijakan Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah harus memfasilitasi kemudahan regulasi bagi industri minyak untuk melakukan eksplorasi pencarian sumur-sumur minyak baru,” katanya.

Momen naiknya harga minyak dunia seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan gairah dalam kegiatan eksplorasi minyak di tanah air. Selain itu perlu intensifikasi sumur-sumur yang ada melalui penggunaan teknologi seperti enhanced oil recovery (EOR) dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian teknologinya. (Fyan)

BACA JUGA   Trilema Energi Indonesia: Jalan Tiga Simpang dan Sebatang Lilin yang Merana

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *