Jakarta, situsenergi.com
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) kembali menegaskan ambisi besarnya dalam menjaga ketahanan energi nasional. Komitmen ini disampaikan langsung oleh Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE, Edi Karyanto, saat Energy Insights Forum Gas Outlook 2026 di Jakarta.
Di forum tersebut, Edi menyoroti besarnya cadangan gas Indonesia, namun ia mengingatkan bahwa tantangannya tidak sederhana. “Tantangan kita bukan hanya menemukan sumber gas baru, tetapi memastikan potensi bisa diproduksikan secara ekonomis untuk mendukung industri dalam negeri,” ujar Edi.
PHE saat ini memainkan peran besar bagi pasokan energi tanah air. Kontribusinya mencapai 69% lifting minyak nasional dan 37% lifting gas. Kebutuhan gas diprediksi terus meningkat, terutama dari sektor kelistrikan, pupuk, petrokimia, smelter, hingga proyek Masela.
Edi menegaskan bahwa dukungan kebijakan menjadi kunci agar potensi besar ini bisa masuk tahap monetisasi. Ia menilai insentif fiskal, percepatan izin, dan kebijakan harga gas yang konsisten sangat menentukan. “Ketahanan energi adalah agenda bersama. Dengan regulasi tepat, potensi gas nasional dapat jadi penggerak industri dan ekonomi,” tegasnya.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PHE menyiapkan strategi agresif, mulai dari percepatan produksi, investasi teknologi konversi gas seperti Gas to Chemical, Gas to Liquid, dan Mini LNG, hingga memperkuat kemitraan pengembangan sumber daya di berbagai wilayah.

Per 1 Januari 2025, cadangan siap produksi PHE mencapai 1,37 miliar barel minyak dan 6,3 triliun kaki kubik gas. Selain itu, potensi sumber dayanya juga besar, yakni 3,1 miliar barel minyak dan 15,1 triliun kaki kubik gas. Dengan fondasi tersebut, PHE optimistis sektor gas akan menjadi motor penggerak ekonomi yang lebih kuat. (DIN/GIT)
Leave a comment