Jakarta, situsenergi.com
PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi global. Dalam RDP Komisi XII DPR RI, 17 November 2025, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa capaian kinerja perseroan selaras dengan arahan Presiden Prabowo untuk menjaga swasembada energi sebagai fondasi nasional.
Simon menjelaskan bahwa Pertamina terus mengeksekusi Dual Growth Strategy—mengoptimalkan bisnis konvensional sambil mempercepat langkah menuju energi rendah karbon. Strategi ini mendukung agenda pemerintah untuk menjaga produksi Migas, memperbaiki neraca energi, dan memperluas akses energi bersih.
Tahun ini, Pertamina memproyeksikan pendapatan mencapai USD 68 miliar atau sekitar Rp1.127 triliun, dengan laba bersih sekitar USD 3,3 miliar atau Rp54 triliun. Hingga September 2025, kontribusi Pertamina ke negara melalui PNBP, pajak, dan dividen sudah menembus Rp262 triliun.
Dari sisi operasional, kinerjanya juga terus menanjak. Produksi Migas tetap di atas 1 juta MBOEPD, yield kilang menyentuh rekor tertinggi lebih dari 83%, penjualan BBM melampaui 100 juta KL, niaga gas stabil di atas 300 juta MMBTU, kargo Pertamina International Shipping tumbuh 8%, dan produksi listrik diproyeksikan mencapai 8,4 GWh.
Simon menilai konsistensi tersebut menjadi bukti bahwa transformasi operasional Pertamina bukan sekadar slogan. Ia juga menyoroti pentingnya revisi RUU Migas sebagai pendorong reformasi energi nasional, sekaligus memperkuat fondasi menuju swasembada energi dan iklim investasi yang lebih kompetitif.

Pertamina menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap tetes Migas memberikan manfaat bagi rakyat, sekaligus menjaga jalur menuju Net Zero Emission 2060 melalui program berkelanjutan yang sejalan dengan standar ESG. (*)
Leave a comment