

Permintaan Kredit Industri Hulu Migas Tetap Tinggi, NPL Juga Relatif Rendah
MIGAS August 19, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Industri perbankan nasional khususnya anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai industri hulu migas masih tetap menarik untuk diberikan dukungan pembiayaan. Meski sektor hulu migas memiliki karakter padat modal dan berisiko tinggi, namun sektor ini tetap menjadi backbone bagi perekonomian nasional. Pasalnya hasil dari produksi hulu migas dibutuhkan oleh mayoritas industri nasional.
Terlebih pemerintah menargetkan produksi minyak bisa menembus level 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari untuk gas pada tahun 2030. Hal ini menandakan bahwa sektor hulu migas di masa depan akan terus meningkatkan upaya eksplorasi dan produksinya demi mencapai target itu. Itu artinya aktifitas bisnis akan terus berputar sehingga bagi keterlibatan industri perbankan sangat dibutuhkan agar aktifitas produksi bisa berjalan lancar.
Agus Noorsanto, Direktur Kelembagaan dan BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengatakan bahwa dari sisi perbankan pihaknya sebagai anggota bank Himbara sangat siap untuk mendukung pembiayaan dan kebutuhan layanan perbankan lainnya bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Bahkan dirinya menyatakan idealnya pemerintah perlu mendorong para KKKS untuk melibatkan bank nasional khususnya bank Himbara dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial atau layanan perbankan. Sebab dengan melibatkan bank nasional maka benefit yang didapatkan juga akan kembali kepada negara.
“Harapannya agar bagaimana peran industri perbankan khususnya bank himbara bisa meningkat pada industri hulu migas, ini juga dalam rangka untuk mendukung peningkatan penerimaan negara. Jadi KKKS dan industri penunjangnya perlu mengutamakan penggunaan bank negara dalam memenuhi transaksi perbankan,” kata Agus dalam webinar bertema Peran Perbankan Nasional Di Industri Hulu Migas, Kamis (19/8/2021).
Dijelaskan Agus bahwa dukungan pembiayaan bank Himbara terhadap sektor hulu migas selama ini cukup besar. Tercatat hingga Mei 2021 jumlah kredit yang dikucurkan pada sektor pertambangan yang di dalamnya memuat sektor hulu migas nilainya mencapai Rp128 triliun. Kendati turun 12,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp147 triliun, namun sektor hulu migas tetap menjadi daya pikat bagi industri pembiayaan.
“Dari sisi NPL (non performing Lian / kredit macet) sektor ini juga relatif terjaga atau rendah dibandingkan sektor lain seperti makanan dan minuman. Sektor migas (pertambangan) NPLnya di level 4,9 persen, ini cukup rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 5 persen. Ini pertanda baik,” ucap dia. (DIN/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.