

Pengamat: Jadikan Krisis BBM Momentum Untuk Migrasi ke EBT
ENERGI TERBARUKAN September 25, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Krisis bahan bakar minyak (BBM) saat ini perlu dimanfaatkan untuk melakukan migrasi ke energi baru dan terbarukan (EBT), agar Indonesia terbebas dari energi fosil.
Hal ini disampaikan pengamat isu strategis dan politik internasional Prof Imron Cotan dalam webinar Moya Institute bertajuk Langkah Penyelamatan APBN: Perlu atau Tidak, yang dipantau dari kanal YouTube Moya Institute, di Jakarta, Sabtu (24/9/2022).
“Jadi keinginan pemerintah merealisasikan kendaraan bahan bakar listrik atau energi lain memang patut didukung. Sehingga akhirnya nanti APBN memang semata-mata berfungsi sebagai alat menyejahterakan masyarakat, karena tidak lagi terbebani oleh pemborosan subsidi,” ujar Imron.
“Dengan beralih ke energi baru dan terbarukan, akan terjadi pengurangan beban konsumsi BBM fosil, sehingga mengurangi tekanan terhadap APBN,” sambung mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Tiongkok ini.

Sementara Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas menjelaskan perang Rusia-Ukraina memang menjadi penyebab utama terganggunya rantai pasok makanan, pupuk, dan energi dunia.
“Kendati demikian, publik amat yakin pemerintah dapat menjaga perputaran roda ekonomi rakyat,” ucap Sirojudin.
Direktur Eksekutif Moya Institut Heri Sucipto menyampaikan bahwa di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi global, konsumsi publik harus terus terjaga.
“Program bantalan sosial yang dilancarkan pemerintah akhir-akhir ini diharapkan dapat memastikan tujuan tersebut tercapai,” ujarnya.
Seperti diketahui, awal September lalu Pemerintah Indonesia telah memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Langkah ini dilakukan untuk menjaga APBN dari tekanan berat akibat krisis ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
Tingginya suku bunga internasional dan belum usainya perang Rusia-Ukraina menambah tekanan berat bagi ekonomi seluruh negara di dunia, akibat dari meroketnya harga BBM, gas, dan pupuk.
Di sisi lain, kebijakan penyesuaian harga BBM nasional tidak dapat dipungkiri berdampak pula pada kehidupan masyarakat, khususnya lapisan ekonomi kelas bawah dan menengah.(Ert/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.