Jakarta, Situsenergi.com
Larangan ekspor CPO atau minyak sawit mentah dunia oleh pemerintah Indonesia dinilai membuat ‘gonjang – ganjing’ pasar ekspor CPO di pasar global.
Seperti dikatakan VP Research and Development ICDX, Isa Abiyasa mengatakan bagaimanapun Indonesia merupakan produsen CPO dunia dan ekspor asal RI sangat signifikan.
Sehingga, kata Dia, kenaikan harga di kancah dunia sangat wajar karena larangan ekspor CPO RI membuat pasar global menjadi semakin ketat.
Terlebih negara serumpun Malaysia juga dinilai belum mampu menutupi pasokan CPO global ditengah situasi saat ini.
“Produksi asal Malaysia saja belum bisa menutupi kehilangan pasokan dari Indonesia,” kata dia dalam sebuah wawancara televisi program Closing Bell yang dikutip Sabtu (14/05/2022).
Isa menambahkan, alternatif untuk mencari sumber lain dalam hal ini minyak nabati juga sulit didapatkan terlebih di tengah perang di Ukraina yang saat ini belum juga berakhir.
“Pengalihan minyak nabati yang lain di dunia itu juga menemui kesulitan karena harga – harga minyak nabati cukup tinggi karena perang di Ukraina,” kata dia.
Dikatakannya, pada dasarnya jika ditinjau dari harga – harga komoditas yang naik, sejak tahun lalu pada dasarnya telah alami kenaikan seperti pengaruh dari pandemi covid 19 yang turut berdampak terhadap harga bahan bakar.
“Ada rangkaian kejadian yang membuat harga – harga itu naik,” kata dia.
Ditambah perang Ukraina menambah beban pasokan bahan minyak nabati yang lain terhambat sehingga harga CPO akan terkena imbasnya.(SA/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.