

Minyak Dunia Melambung, WTI Naik 2,3 Persen, Brent Lebih Rendah
MIGAS December 23, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak dunia melambung, Rabu, setelah penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan Amerika, mengimbangi kekhawatiran tentang kemungkinan pukulan permintaan akibat penyebaran varian Omicron virus corona.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,31 atau 1,8 persen, menjadi USD75,29 per barel. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menetap di posisi USD72,76 per barel, melesat USD1,64 atau 2,3 persen. Demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Rabu (22/12/2021) atau Kamis (23/12/2021) pagi WIB.
Persediaan Amerika turun lebih dari ekspektasi, dengan stok minyak mentah menyusut 4,7 juta barel, meski itu sebagian karena pertimbangan pajak akhir tahun yang mendorong perusahaan untuk tidak menyimpan barel minyak mentah.
“Kita melihat penurunan produksi, kita melihat persediaan dan minyak mentah turun, sehingga memberikan pasar pandangan yang mendukung,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. “Karena persediaan di bawah rata-rata, tidak ada banyak ruang untuk kesalahan.”
Pembatasan mobilitas yang didorong virus korona di seluruh dunia menambah kekhawatiran akan penurunan permintaan bahan bakar. Jerman, Irlandia, Belanda, dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang menerapkan kembali penguncian sebagian atau penuh, atau langkah-langkah social distancing lainnya dalam beberapa hari terakhir.
Reli pasar minyak juga didukung sebagian oleh utilitas Eropa yang mengalihkan sumber listrik mereka ke minyak pemanas dari gas karena rekor harga tertinggi di benua itu.
“Apa yang kita lihat pada gas alam di Eropa akan mendorong peralihan berkelanjutan dari gas ke minyak untuk menghasilkan listrik,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston. “Itu permintaan tak terduga yang akan bertahan selama beberapa bulan ke depan.”
Masih belum jelas apakah varian Omicron lebih mematikan ketimbang Delta, strain yang dominan dalam beberapa bulan terakhir. Penelitian dari Afrika Selatan menunjukkan virus itu lebih kecil kemungkinannya untuk mengirim orang ke rumah sakit daripada Delta ketika pemerintah di seluruh dunia berusaha menahan penyebaran cepat varian tersebut.
Chief Executive Officer Moderna Stephane Bancel, Selasa, mengatakan produsen vaksin itu memperkirakan tidak ada kendala dalam mengembangkan suntikan booster untuk melindungi dari varian Omicron.
Pfizer, salah satu produsen utama vaksin Covid-19, mengatakan pil antivirus korona-nya telah disetujui untuk digunakan di rumah. Obat tersebut menargetkan orang-orang yang tertular virus dan efektif dalam mengurangi gejala dan rawat inap, kata perusahaan itu. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.