Logo SitusEnergi
Harga Minyak Merosot, Brent Turun 1,9 Persen, WTI 2,1 Persen Harga Minyak Merosot, Brent Turun 1,9 Persen, WTI 2,1 Persen
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak merosot sekitar 2 persen, Senin pagi, imbas melonjaknya kasus varian Omicron virus corona di Eropa dan Amerika Serikat yang memicu... Harga Minyak Merosot, Brent Turun 1,9 Persen, WTI 2,1 Persen

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak merosot sekitar 2 persen, Senin pagi, imbas melonjaknya kasus varian Omicron virus corona di Eropa dan Amerika Serikat yang memicu kekhawatiran investor bahwa pembatasan baru akan dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus yang dapat menekan permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, anjlok USD1,36 atau 1,9 persen, menjadi USD72,16 per barel pada pukul 07.36 WIB. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD1,51 atau 2,1%, menjadi USD69,35 per barel. Demikian dikutip dari laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (20/12/2021).

“Asia hari ini…sentimen yang lemah pada harga minyak tampaknya sejalan dengan pelemahan yang terlihat di S&P 500 dan Nasdaq 100 e-mini futures,” kata Kelvin Wong, analis CMC Markets.

“(Itu) karena kekhawatiran pembatasan yang akan datang pada kegiatan ekonomi untuk menahan penyebaran varian Omicron yang meningkat saat ini di seluruh dunia yang dapat mendorong risiko perlambatan permintaan.”

Belanda melakukan penguncian, Minggu, dan kemungkinan lebih banyak pembatasan Covid-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru membayangi beberapa negara Eropa.

BACA JUGA   Wow Keren Nih, Erick Tohir Dorong Mahasiswa Universitas Pertamina Jadi Pemimpin Muda BUMN

Di Amerika Serikat, penasehat medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci mendesak orang-orang yang bepergian untuk mudik agar mendapatkan suntikan booster dan selalu memakai masker di ruang publik yang ramai.

Sementara, perusahaan energi Amerika pekan ini menambahkan rig minyak dan gas untuk minggu kedua berturut-turut.

Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik tiga unit menjadi 579 dalam sepekan hingga 17 Desember, level tertinggi sejak April 2020, tutur perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporan Jumat.

Namun, ekspor yang lebih rendah diperkirakan dari Rusia dengan ekspor dan transit minyak dari negara itu direncanakan sebesar 56,05 juta ton pada kuartal pertama 2022 dibandingkan 58,3 juta ton pada kuartal keempat 2021. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *