Home MIGAS Langkah Pemerintah dan SKK Migas Jaga Iklim Investasi Hulu Migas Patut Diapresiasi
MIGAS

Langkah Pemerintah dan SKK Migas Jaga Iklim Investasi Hulu Migas Patut Diapresiasi

Share
Langkah Pemerintah dan SKK Migas Jaga Iklim Investasi Hulu Migas Patut Diapresiasi
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Langkah pemerintah dan SKK Migas dalam menarik minat pemodal dan mampu menjaga iklim investasi pada industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia patut diapresiasi.

Menurut Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi, upaya yang dilakukan SKK Migas sudah optimal.

“Berbagai kebijakan seperti one door service policy, pemerintah juga memberikan keleluasaan bagi investor memilih rezim kontrak menggunakan gross split atau cost recovery. Kemudian juga beberapa fiskal insentif juga sudah diberikan,” kata Fahmy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (12/12/2022).

Sebelumnya, SKK Migas mencatat total investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi sejak tahun 2018 sampai 2022 telah mencapai 57,2 miliar dolar AS atau setara Rp 893,89 triliun.

Pada 2022, jumlah investasi diproyeksikan mencapai 13,2 miliar dolar AS atau setara Rp 206,28 triliun, naik lebih dari 20 persen bila merujuk capaian tahun lalu. Torehan tersebut berada di atas rata-rata investasi global yang hanya naik 5 persen pada tahun ini.

“Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi investor untuk berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia, yakni dampak pandemi Covid-19 selama dua tahun yang masih berpengaruh, cadangan migas Indonesia yang jumlahnya masih menjadi perdebatan, dan tren transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan,” paparnya.

Merujuk data SKK Migas, nilai investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi mengalami pertumbuhan sebesar 3,8 persen saat pandemi melanda secara global tahun 2020-2021. Pada rentang waktu tersebut, capaian investasi meningkat dari 10,5 miliar dolar AS menjadi 10,9 miliar dolar AS.

“Meski nilai investasi hulu minyak dan gas bumi di Indonesia mengalami tren kenaikan, namun kondisi itu tidak serta HSSE mendongkrak produksi minyak dan gas bumi nasional dalam jangka pendek,” pungkasnya.

Sementara Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menjelaskan investasi yang dibutuhkan di sektor hulu minyak dan gas bumi sangat besar. Hal tersebut penting untuk memenuhi target produksi Indonesia sebanyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.

Menurutnya, setelah kenaikan investasi, maka pemerintah dan SKK Migas bisa fokus mendorong berbagai aspek lain untuk menjamin peningkatan produksi migas.

“Bukan hanya soal investasi, tetapi juga insentif fiskal dan non-fiskal; koordinasi antar kementerian; kebijakan satu pintu yang proaktif; pengokohan kelembagaan SKK Migas; kepastian hukum dan lain-lain,” kata Mulyanto.

Ia berharap pemerintah dapat memaksimalkan peran industri hulu minyak dan gas bumi saat proses transisi energi menuju netralitas karbon pada tahun 2060.

“Perlu dirancang grand strategy industri migas yang jitu memasuki masa-masa transisi tersebut,” pesan Mulyanto.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...