

Lagi, Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 1 Persen
ENERGI October 28, 2020 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergy.com
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent, Rabu (28/10/2020) turun 61 sen, atau 1,5 persen menjadi USD40,59 per barel, setelah melonjak hampir 2 persen pada perdagangan Selasa kemarin. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate juga turun 66 sen, atau 1,7 persen, menjadi USD38,91 per barel, dari kenaikan sebelumnya 2,6 persen.
Lonjakan persediaan minyak mentah AS dan kasus Covid-19 menimbulkan kekhawatiran akan berlimpahnya pasokan minyak di tengah permintaan bahan bakar yang lemah.
Rilis data kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan, stok minyak mentah dan bensin AS pada pekan lalu meningkat. Persediaan minyak mentah naik 4,6 juta barel menjadi sekitar 495,2 juta barel, jauh dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters, untuk penambahan 1,2 juta barel.
“Peningkatan stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong penjualan baru, sementara kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Badai Zeta telah surut,” kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities.
Perusahaan energi dan pelabuhan di sepanjang Pantai Teluk AS bersiap pada hari Selasa untuk kemungkinan datangnya Zeta, badai ke-11 musim ini.
“Meningkatnya kasus COVID-19 dengan kurangnya paket bantuan fiskal virus korona AS juga mengganggu minat investor untuk mengambil risiko,” kata Kikukawa.
Ia memprediksi bahwa sentimen suram akan membuat harga minyak tetap di bawah tekanan selama beberapa hari mendatang.
Kasus infeksi virus corona melonjak lagi di Amerika Serikat, dengan hampir setengah juta orang tertular virus korona dalam tujuh hari terakhir. Pemerintah Eropa, sementara itu, bersiap untuk memberlakukan pembatasan baru untuk mengendalikan penyebaran.
Presiden AS Donald Trump kemarin mengakui bahwa kesepakatan bantuan ekonomi virus corona kemungkinan akan datang setelah pemilu 3 November. Gedung Putih tidak dapat menjembatani perbedaan dengan Partai Republik di Senat AS serta Demokrat di Kongres.
Menambah tekanan, produksi Libya akan pulih menjadi 1 juta barel per hari dalam beberapa minggu mendatang, mempersulit upaya anggota OPEC dan sekutu lainnya untuk membatasi produksi. (SNU/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.