Logo SitusEnergi
Kejar Target 1,1 Giga Watt, PGE Operasikan Lagi Satu WK Geothermal Baru Kejar Target 1,1 Giga Watt, PGE Operasikan Lagi Satu WK Geothermal Baru
Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) saat ini telah mengoperasikan 15 Wilayah Kerja (WK) Geothermal menyusul adanya satu WK baru lagi yang dioperasikan... Kejar Target 1,1 Giga Watt, PGE Operasikan Lagi Satu WK Geothermal Baru

Jakarta, situsenergi.com

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) saat ini telah mengoperasikan 15 Wilayah Kerja (WK) Geothermal menyusul adanya satu WK baru lagi yang dioperasikan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu. WK baru panas bumi yang izin pengembangannya telah diserahkan kepada PGE tersebut berlokasi di Kotamobagu Sulawesi Utara.

Sebelumnya, PGE telah beroperasi di 14 WK yang berlokasi di Seulawah – Aceh, Sibayak – Sumatera Utara, Sarulla – Sumatera Utara, Hululais – Bengkulu, Lumut Balai – Sumatera Selatan, Ulubelu – Lampung, Gunung Salak – Jawa Barat, Wayang Windu – Jawa Barat, Drajat – Jawa Barat, Kamojang – Jawa Barat, Karaha – Jawa Barat, Gunung Lawu – Jawa Tengah, Bedugul – Bali, dan Lahendong – Sulawesi Utara.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto mengungkapkan,
bahwa penambahan WK baru tersebut untuk meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

“Saat ini kapasitas terpasang PLTP yang dioperasikan sendiri oleh PGE sebesar 672 MW. Sesuai dengan masterplan Pertamina, pengembangan panas bumi dalam lima tahun ke depan akan meningkat tajam, ditargetkan akan naik 2 kali lipat menjadi 1.112 Megawatt (1,1 Gigawatt) pada tahun 2026,” kata Agus di Jakarta, Kamis (11/3/2021).

BACA JUGA   Dorong Talenta Pelaut Berdaya Saing Global, PIS Luncurkan Beasiswa dengan 7 Kampus Nasional

Di samping operasional sendiri oleh PGE, kata Agus, Pertamina juga mengelola panas bumi bersama mitra melalui joint operation contract dengan kapasitas terpasang sebesar 1.205 MW. “Dengan keseluruhan pengelolaan pengembangan panas bumi tersebut, diharapkan Pertamina dapat menjamin terpenuhinya energi bersih di masa depan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Pertamina terus mengupayakan penyediaan energi yang ramah lingkungan yang diperlukan di masa depan. Melalui 15 wilayah kerja proyek panas bumi, Pertamina akan mewujudkan program transisi energi dimana energi baru terbarukan akan mencapai 30% pada tahun 2030.

“Potensi geothermal di Indonesia sangat tinggi, termasuk No 2 terbesar di dunia namun baru 7 persen yang telah dikembangkan. Dengan roadmap Pertamina, dalam lima tahun ke depan akan naik dua kali lipat,” tukasnya.

Agus menambahkan pada program transisi energi, Pertamina juga akan mengupayakan 4 MW melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Badak di Kalimatan. Solar Cell Panel juga telah terpasang di 63 lokasi yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Pertamina juga menargetkan pemasangan Panel Solar Cell di seluruh SPBU Pertamina dengan kapasitas terpasang sebesar 385 kWp,” ujarnya.

BACA JUGA   Bahlil Lantik Dua Jenderal Penegak Hukum ESDM, Siap Basmi Pelanggaran Tambang!

Selain PLTP, energi bersih yang akan menghasilkan listrik juga dikembangkan Pertamina melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bio-Gas (PLTBg) bekerja sama PT Perkebunan Negara II di Sei Mangkei di Simalungun Sumatera Utara dengan total kapasitas 2,4 MW.

Salah satu proyek nasional yang juga menjadi fokus Pertamina, lanjut Agus adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 di Cilamaya Jawa Barat dengan kapasitas mencapai 1.760 MW.

Green Diesel
Inisiatif strategis untuk mendorong pelaksanaan program green transition Pertamina, lanjut Agus juga dilakukan di sektor pengolahan, di mana Pertamina sukses melakukan uji coba produksi Green Diesel (D100) di Kilang Dumai sebesar 1.000 barel per hari.

“Saat ini Pertamina juga sedang mengembangkan Green Energy melalui Revamp TDHT di Kilang Cilacap dengan target produksi 6.000 barel perhari yang ditargetkan onstream tahun 2022. Selain itu juga Biorefinery Standalone di Kilang Plaju dengan kapasitas 20.000 barel per hari,” paparnya.

Ia menambahkan, bahwa di lini bisnis tengah tersebut, sejak tahun 2019 Pertamina telah mengimplementasi Biodiesel plus 30% yang terlaksana di seluruh Indonesia, sehingga dapat menurunkan impor solar sebesar 1,6 miliar dollar per tahun.

BACA JUGA   Ultah Ke-17, PDSI Rayakan dengan Donor Darah: Biar Nggak Cuma Tiup Lilin

pge operasikan lagi satu wk geothermal baru

“Upaya untuk menurunkan impor, Pertamina juga akan mengembangkan gasifikasi batubara kalori rendah menjadi DME untuk substitusi LPG. Keseluruhan insiatif strategis yang dilakukan Pertamina untuk menjamin ketersediaan energi bersih di masa depan didasari semangat untuk memberikan energi yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan,” tutup Agus.(Adi)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *