Logo SitusEnergi
Impor Biodiesel Dikenakan Tarif Tinggi, Kemendag Protes Ke WTO Impor Biodiesel Dikenakan Tarif Tinggi, Kemendag Protes Ke WTO
Jakarta, Situsenergy.com Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku telah melayangkan surat protes atas pemberlakuan tarif bea masuk antisubsidi (BMAS) untuk produk biodiesel oleh Uni Eropa (UE)... Impor Biodiesel Dikenakan Tarif Tinggi, Kemendag Protes Ke WTO

Jakarta, Situsenergy.com

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku telah melayangkan surat protes atas pemberlakuan tarif bea masuk antisubsidi (BMAS) untuk produk biodiesel oleh Uni Eropa (UE) ke World Trade Organization (WTO). Keberatan pemerintah atas kebijakan UE tersebut didasarkan pada tarif BMAS Biodiesel sebesar 8 hingga 18 persen. Hal itu mengancam ekspor produk biodiesel nasional terbebani.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menegaskan reaksi keras pemerintah Indonesia ini sebagai bentuk pembelaan terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah UE terhadap produk CPO dan turunannya dari Indonesia. Seperti diketahui produk CPO dan turunannya adalah salah satu komoditas utama ekspor nasional.

“Kita udah kirim surat ke WTO, juga uda kirim surat ke Menteri Perdagangannya menyampaikan masalah itu,” kata Enggar di Jakarta, Rabu (4/9).

Ditegaskannya juga bahwa apa yang dilakukan pemerintah terkait penolakan sikap UE tersebut juga telah disampaikan kepada Komisi VI DPR RI. Dalam pernyataannya DPR juga mendukung upaya pemerintah dalam menyikapi sikap UE.

Enggar juga menambahkan setelah menyampaikan nota keberatan, pihaknya akan mengundang para importir produk olahan susu. Nantinya, dia akan meminta mereka untuk mengalihkan impornya dari Uni Eropa ke Amerika Serikat atau negara-negara lain. Upaya ini juga sebagai bentuk “balas dendam” terhadap sikap UE.

BACA JUGA   Dorong Talenta Pelaut Berdaya Saing Global, PIS Luncurkan Beasiswa dengan 7 Kampus Nasional

“Nah, sekarang kita daripada gitu, kenapa harus dari Eropa (impor susu), kenapa tidak dari Amerika, India, Australia dan lain sebagainya. Sekarang pindah – pindahin aja,” pungkasnya. (DIN)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *