


Jakarta, situsenergi.com
Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia diyakini akan tetap terjadi setiap tahunnya seperti tercermin data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik atau BPS.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengakui bahwa fakta produksi minyak mentah dalam negeri sebagai bahan baku kilang minyak dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
“Bahkan sekarang 650an ribu barel, kapasitas kilang eksisting saja, itu 1 juta barel, nah itu saja kita baru melihat bahan baku untuk kilang minyak itu sendiri,” kata Djoko dalam sebuah wawancara di program Squawk Box, Senin (23/08).
Dikatakannya, impor BBM akan selalu meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Ekonomi yang meningkat terlihat diantaranya bertambahnya jumlah kendaraan hingga penambahan jumlah penduduk yang turut mengerek kebutuhan BBM.
“Sementara kebutuhan akan BBM terus meningkat karena apa?, karena pertumbuhan kendaraan meningkat, jumlah penduduk meningkat, otomatis kebutuhan BBM meningkat,” kata Djoko lebih lanjut.
Di sisi lain, DEN menyatakan impor BBM jenis solar diklaim telah sukses diatasi (ditekan) melalui kebijakan mandatori B30 atau kebijakan komposisi campuran 30 persen biodiesel (FAME) dengan 70 persen bahan bakar jenis solar.
“Jadi memang yang masih impor jenis bensin, minyak mentah dan elpiji , intinya adalah produksi dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata dia.
Mengacu data (BPS) yang dirilis Juli 2021, impor hasil minyak atau BBM RI pada semester I 2021 naik tipis menjadi 10,59 juta ton dari 10,33 juta ton pada Januari-Juni 2020.
Dari sisi nilai, terjadi lonjakan menjadi US$ 6,18 miliar pada semester I 2021, naik 48% dari US$ 4,18 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini juga tak terlepas dari lonjakan harga minyak yang telah di atas US$ 60 per barel, bahkan menembus US$ 70 per barel.(SA/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.