Home ENERGI HBA Januari 2021 Ditetapkan Naik 27,14 Persen, Pasar Batu Bara Diprediksi Menggeliat
ENERGI

HBA Januari 2021 Ditetapkan Naik 27,14 Persen, Pasar Batu Bara Diprediksi Menggeliat

Share
Share

Jakarta, Situsenergy.com

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Januari 2021 naik USD16,19 per ton menjadi USD75,84 per ton, atau naik 27,14 persen dibandingkan HBA bulan Desember 2020 senilai USD59,65 per ton. Kenaikan HBA Januari tersebut diperkirakan bakal membuat sektor komoditas Batu Bara kembali menggeliat.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resminya menyampaikan, pemulihan pasar terutama di China, menjadi faktor utama kenaikan komoditas batubara.

“Setelah hampir setahun adanya keterbatasan aktivitas ekonomi, pasar mulai bergerak pulih terutama di Tiongkok,” kata Agung, Senin (4/1/2021).

Agung mengatakan, China memiliki peran penting dalam mempengaruhi harga batubara, sebab negara tersebut merupakan pasar utama bagi Indonesia setelah India. “Apalagi saat ini terjadi ketegangan hubungan perdagangan antara Tiongkok dengan Australia. Sentimen ini yang makin memperkuat,” tuturnya.

Dengan kenaikan ini, pergerakan HBA bergerak menuju level psikologis setelah sepanjang tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 lebih banyak mengalami pelemahan ke level terendah. “Rata-rata HBA di tahun 2020 hanya sebesar USD58,17 per ton dan menjadi yang terendah sejak 2015,” sebutnya.

Agung merinci, harga batubara dibuka pada angka USD 65,93 per ton pada bulan Januari 2020. Sempat menguat sebesar 0,28 persen di angka USD 67,08 per ton pada bulan Maret dibanding Februari yang sebesar USD 66,89 per ton.

Namun HBA melorot pada April (USD 65,77), Mei (USD 61,11), Juni (USD 52,98), Juli (US$ 52,16) dan Agustus (USD 50,34). Harga Batu bara terus merosot, hingga pada bulan September harganya hanya USD49,42 per ton.

Harga Batubara kembali pulih (rebound) dalam tiga bulan terakhir, yaitu Oktober (USD 51), November (USD55,71) dan Desember (USD 59,65). “Supply dan demand tetap menjadi faktor perubahan (harga) utama di luar Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali,” pungkasnya. (SNU/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...