

Harga Minyak Turun 2 Persen, Brent USD86,27 Per Barrel, WTI Lebih Rendah
MIGAS January 25, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak merosot sekitar 2 persen, Senin, terpukul kekhawatiran investor atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve yang menurunkan pasar berisiko seperti ekuitas, sementara dolar menguat.
Saham Wall Street melemah, setelah pekan lalu membukukan minggu terburuk sejak 2020, menarik aset berisiko lainnya seperti minyak mentah.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,62 atau 1,8 persen, menjadi USD86,27 per barrel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD1,83 atau 2,2 persen, menjadi USD83,31 per barrel.
Demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Senin (24/1/2022) atau Selasa (25/1/2022) pagi WIB.
Kedua tolok ukur itu naik untuk minggu kelima berturut-turut, pekan lalu, melonjak sekitar 2 persen untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014.
Harga minyak melambung lebih dari 10 persen tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC Plus kini berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400.000 barel per hari.
Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak.
“Gambaran besarnya, kami meyakini minyak akan bergerak lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kita telah overbought dan dibebani risiko geopolitik,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Saham jatuh sementara dolar melesat ke level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang, Senin, terangkat ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina dan kemungkinan sikap yang lebih hawkish dari The Fed pekan ini.
Ketegangan di Ukraina meningkat selama berbulan-bulan setelah Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya, memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur.
Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab mencegat dan menghancurkan dua rudal balistik Houthi yang menargetkan negara Teluk itu, Senin, setelah serangan mematikan seminggu sebelumnya.
Eskalasi lebih lanjut dari situasi di Ukraina dan Timur Tengah “membenarkan premi risiko pada harga minyak karena negara-negara yang terlibat – Rusia dan UEA – adalah anggota penting OPEC Plus,” kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.