

Cerita Nicke Tentang Pengintegrasian Seluruh Lini Usaha Untuk Jaga Ketahanan Energi
MIGAS October 10, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Proses transformasi organisasi dan bisnis yang dilakukan di tubuh PT Pertamina (Persero) semakin kuat pasca pasca tuntasnya restrukturisasi di tubuh Pertamina Group. Operasional perseroan disebut menjadi semakin terintegrasi sehingga mendorong keandalan dan kemandirian energi di seluruh pelosok negeri.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, dengan terbentuknya 6 sub holding di tubuh Pertamina group, maka kinerja bisnis dan operasional perusahaan menjadi terintegrasi. Tak hanya menimbulkan efisiensi, pengintegrasian bisnis upstream, midstream dan downstream juga membuat ketahanan energi nasional semakin baik.
“Peran holding ini seperti orkestrasi, bagaimana menjamin seluruh proses bisnis terintegrasi. Oleh karena itu yang paling penting didalam holding, satu adalah strategic planning, ini harus kemudian rear down kebawah tidak boleh ada yang melenceng karena kita mencapai satu visi yang sama. Yang kedua adalah dalam pelaksanaan fungsi integrated. Jadi ada dua fungsi integrated yang harus secara day to day harus melakukan itu, yakni integrated dari sisi bisnis, dan yang kedua adalan integrated operasional,” ungkap Nicke dalam program Insight Desi Anwar di CNN Indonesia TV, Sabtu (9/10/2021) malam.
Nicke juga membantah anggapan beberapa pihak yang menyatakan bahwa ketika 6 sub holding ini terbentuk, maka seluruhnya memiliki target dan arah perusahaan menjadi fungsi yang commercial dan menyebabkan harga BBM naik.
Menurutnya pandangan itu salah, sebab pandangan tersebut melupakan salah satu peran Pertamina yang hingga saat ini masih menjalankan fungsi Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah.
“Jadi kita harus yakinkan bahwa profitability, bahwa efisiensi tetap dilakukan dari hulu ke hilir. Jadi tidak bisa mereka (Sub holding) melakukan decision sendiri tanpa melihat dampaknya terhadap keseluruhan bisnis proses, terhadap keseluruhan value proposition kita terhadap customer,” tegasnya.
Kemudian terkait integrated operation, Nicke menjelaskan bahwa melalui pembentukan sub holding tersebut, Pertamina sebagai induk usaha atau holding, tetap bisa memastikan pasokan migas dari hulu ke pemrosesan atau produksi hingga ke hilir tetap berjalan sesuai dengan koridor dan ketentuan.
Hal itu menurutnya bisa dilakukan dengan proses digitalisasi yang saat ini sudah terintegrasi dari hulu hingga hilir dan dapat termonitor secara realtime.
“Kita harus meyakinkan bahwa tidak boleh ada kelangkaan, tidak boleh ada disruption sedikitpun dalam supply, oleh karena itu dengan spend of control yang begitu luas maka digitalisasi menjadi penting. Maka di holding ini kita bangun ada command center yang memonitor, mengintegrasikan dari hulu ke hilir,” pungkasnya. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.