

Capex PTBA Masih Rendah, Baru Capai 25 Persen
ENERGI September 28, 2020 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, situsenergy.com
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menyerap anggaran belanja modal (capital expenditure / capex) sekitar Rp1 triliun hingga semester I 2020. Realisasi tersebut setara 25 persen dari total anggaran tahun ini Rp4 triliun.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, sebagian besar capex diserap untuk membiayai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumsel 8. Progres pengerjaan proyek yang ditargetkan rampung pada kuartal I 2022 telah mencapai 65 persen dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
“Sebagian capex digunakan untuk investasi rutin, yang sifatnya logistik dan pengembangan usaha. Teruntuk juga progres proyek Sumsel 8 dan gasifikasi operasional. Sisanya untuk unit Pelabuhan Tarahan (Peltar) maupun Kertapati, Palembang,” sambungnya.
Dia mengatakan, rendahnya penyerapan belanja modal hingga semester I-2020 tersebut dipengaruhi oleh sejumlah efisiensi yang dilaksanakan perseroan. Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan lockdown di beberapa negara berimbas negatif terhadap permintaan batu bara, sehingga menekan kinerja keuangan pada kuartal pertama 2020.
Faktor tersebut mendorong perseroan untuk menerapkan sejumlah efisiensi dalam operasional produksi sebagai antisipasi penurunan permintaan tersebut. Efisiensi tersebut berimbas terhadap penyerapan belanja modal. Dia menambahkan, perseroan telah melakukan transformasi bisnis dengan membangun pabrik gasifikasi batu bara yang menghasilkan dimetil eter (DME).
Pasokan DME nantinya untuk memenuhi kebutuhan LPG, PT Pertamina yang selama ini masih dominan impor. Adapun proyek ini juga bekerja sama dengan Air Products and Chemical Inc sebagai penyedia teknologi.
“Jadi kalau pabrik ini berhasil dikembangkan dalam tiga sampai empat tahun ke depan, ketergantungan impor LPG Indonesia akan berkurang, sehingga menghemat cadangan devisa dan menumbuhkan industri dalam negeri, serta memanfaatkan batubara kalori rendah kami yang selama ini masih sulit dimanfaatkan penggunaannya,” jelas Arviyan. (Adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.