Logo SitusEnergi
BUMN Diharapkan Jadi Pionir Utama Pengembangan Panas Bumi BUMN Diharapkan Jadi Pionir Utama Pengembangan Panas Bumi
Jakarta, Situsenergi.com Meskipun ada masalah klasik terkait tarif harga listrik panas bumi yang dijual dari pengembang yang hingga saat ini masih kalah dengan PLTU... BUMN Diharapkan Jadi Pionir Utama Pengembangan Panas Bumi

Jakarta, Situsenergi.com

Meskipun ada masalah klasik terkait tarif harga listrik panas bumi yang dijual dari pengembang yang hingga saat ini masih kalah dengan PLTU batubara yang lebih murah, Senior Advisor Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo berharap BUMN menjadi pionir utama dalam pengembangan panas bumi.

“Panas bumi tidak bisa compete dengan PLTU (saat harga batubara di bawah 100 dolar AS per ton). Pemerintah/PLN menghendaki tarif sama dengan BPP (Biaya Pokok Produksi), di situ keekonomian panas bumi tidak masuk,” jelas Abadi di Jakarta, Kamis (02/6/2022).

Ia mengakui peluang panas bumi memang sangat terbuka menjadi pembangkit based load utama, setelah pemerintah berencana memensiunkan PLTU batubara lebih dini. Tapi, semua itu kembali berpulang pada regulasi dari pemerintah.

“Setuju (panas bumi jadi momentum menggantikan PLTU), tapi itu sangat bergantung pada regulasi yang akan terbit,” ujarnya.

Jika masalah itu bisa segera ada solusinya, lanjut Abadi, PGE sebagai pionir dalam pengembangan panas bumi tentu juga lebih bisa berperan maksimal. Apalagi PGE merupakan perusahaan panas bumi negara paling tua sehingga menjadi pionir utama dalam pengembangan panas bumi nasional.

BACA JUGA   Keren! PDSI Tekan Emisi Ribuan Ton lewat Inovasi Rig Hybrid & Solar Panel

Abadi menyebutkan PGE terlihat paling masif dan agresif dalam pengembangan panas bumi karena mendapatkan dukungan kuat dari Pertamina. “Neraca PGE sangat positif, dengan level akreditisasi sangat tinggi ditambah lagi dengan mother co Pertamina, sangat mudah dalam mencari pendanaan,” katanya.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris Yahya
mengatakan, cadangan panas bumi nasional salah satu terbesar di dunia harus dimanfaatkan secara optimal di tengah transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan.

Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki cadangan panas bumi sebesar 23,7 GW. Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di dunia mencapai 15.854 MW.

“Dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW, Indonesia merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. Tentu keberadaan BUMN sangat kita harapkan bisa Akselerasi Lebih Cepat pengembangan panas bumi ke depan,” paparnya.

Saat ini, kata dia, ada tiga BUMN yang mengembangkan panas bumi sebagai sumber energi yaitu PT PLN (Persero) melalui PLN Gas dan Geothermal, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT Geo Dipa Energi.

BACA JUGA   Bye BBM! Nias Siap Pakai Gas Bersih, PLN EPI Tancap Gas!

“PGE menjadi BUMN yang berperan paling besar dalam pengembangan panas bumi. Peran PGE bisa sangat krusial guna mendukung pencapaian target pemerintah,” ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, PGE mengelola 13 Wilayah Kerja (WK) panas bumi di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi Utara dengan total pembangkit 1.877 MW terdiri atas 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama.

“Kapasitas terpasang panas bumi PGE itu 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun,” ujarnya.

“Ke depan panas bumi memang menjadi salah satu faktor kunci penting dalam pencapaian net zero emission, tentu BUMN kita harapkan bisa mengambil peran besar di sana yang juga bisa menentukan target-target global,” pungkas Harris.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *