Oleh: Sofyano Zakaria, Pengamat Kebijakan Energi / Direktur PUSKEPI
Belakangan ini ada pihak yang menyoroti mempertanyakan sikap Pertamina yang memberikan perhatian terhadap keluhan sejumlah pengguna sepeda motor yang mengalami kendala mesin “brebet”.
Sebagian pihak menilai langkah Pertamina ini sebagai bentuk tanggung jawab atas dugaan bahwa penyebab gangguan tersebut berasal dari bahan bakar jenis Pertalite.
Pandangan seperti ini perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesimpulan yang keliru di tengah masyarakat.
Sikap Pertamina yang turun tangan dan memberi perhatian kepada masyarakat di beberapa Kabupaten Kota di jawa Timur , sejatinya lebih mencerminkan wujud kepedulian sosial dan tanggung jawab moral dari sebuah badan usaha milik negara (BUMN) strategis, bukan pengakuan teknis atau konfirmasi penyebab permasalahan mesin yang terjadi.
Pertamina sebagai BUMN energi memiliki peran besar dalam menjaga hubungan baik dan kepercayaan publik, termasuk ketika muncul isu-isu yang dapat memengaruhi kenyamanan konsumen.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara sudah sepantasnya Jika Pertamina ikut memberikan kepedulian nyata dan langsung kepada masyarakat yang sedang terkena “musibah” sama hal nya yang dilakukan Negara yang membantu menolong masyarakat ketika mereka terkena musibah bencana alam atau kebakaran dan lain lain.
Kita perlu memahami bahwa dalam dunia teknis otomotif, “brebet” pada mesin tidak bisa serta-merta disimpulkan disebabkan oleh bahan bakar. Apalagi terbukti bahwa kasus brebet, nyaris lebih dari 99 persen hanya terjadi pada kendaraan sepeda motor saja. Selain itu kasus Brebet tidak terjadi pada seluruh sepeda motor yang membeli bbm Pertalite dari SPBU yang sama .
Banyak faktor lain yang dapat memicu gejala tersebut, mulai dari kondisi mesin, sistem injeksi, hingga kualitas perawatan kendaraan. Karena itu, langkah Pertamina yang merespons keluhan masyarakat tidak boleh disalahartikan sebagai pengakuan kesalahan, melainkan bentuk empati dan tanggung jawab sosial terhadap kenyamanan konsumen.
Dalam konteks ini, apa yang dilakukan Pertamina justru patut diapresiasi. Perusahaan negara ini memilih untuk tidak bersembunyi di balik argumen teknis semata, tetapi menunjukkan sikap terbuka, mendengar, dan berupaya membantu masyarakat. Ini merupakan contoh nyata dari implementasi nilai-nilai BUMN yang berorientasi pada kepentingan publik dan pelayanan sosial.

Kepedulian seperti ini seharusnya menjadi teladan bagi korporasi lain di Indonesia. Di tengah meningkatnya ekspektasi publik terhadap pelayanan, kehadiran BUMN yang responsif dan empatik menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat sebaiknya tidak melihat langkah Pertamina ini sebagai pengakuan teknis atas suatu dugaan, tetapi sebagai bukti nyata bahwa perusahaan negara hadir dengan hati untuk rakyatnya. []
                                                                        
                            
                            
                                
 
			        
 
			        
 
			        
 
			        
Leave a comment