Logo SitusEnergi
Aprobi Dukung Penuh Program B30 Aprobi Dukung Penuh Program B30
Jakarta, Situsenergi.com Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menegaskan siap terlibat aktif untuk menyukseskan program biodiesel sebesar 30 persen (B30). Pihaknya siap mensuplai minyak sawit... Aprobi Dukung Penuh Program B30

Jakarta, Situsenergi.com

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menegaskan siap terlibat aktif untuk menyukseskan program biodiesel sebesar 30 persen (B30). Pihaknya siap mensuplai minyak sawit untuk keperluan campuran BBM sesuai dengan kebutuhan.

Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi Aprobi, Irma Rachmania menyatakan melalui program B30 ini diharapkan Aprobi bisa berperan langsung dapat mendorong tercapainya target bauran energi Indonesia serta meningkatkan kemandirian energi nasional. Sejauh ini, volume minyak nabati yang terserap untuk program B30 sepanjang 2020 mencapai 7,226 juta ton. Sedangkan untuk tahun ini, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan volume biodiesel untuk program B30 mencapai 9,2 juta kiloliter atau setara 8 juta ton minyak sawit.

“Saat ini, Indonesia merupakan negara terdepan yang telah mampu terbukti mengimplementasikan B30 yang merupakan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Tren konsumsi biodiesel di dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Irma dalam keterangannya, Sabtu (19/6/2021).

Sementara itu, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Bernard Riedo optimistis dengan konsumsi domestik seiring proses hilirisasi yang berjalan masif. GIMNI juga tidak mengkhawatirkan hal terkait ancaman ekspor maupun larangan Uni Eropa yang akan meniadakan minyak sawit pada 2030 mendatang.

BACA JUGA   Jokowi: ICP Tahun Depan Dipatok USD63 Per Barel

Hal ini dikarenakan, pada 2025 kebutuhan fatty acid methyl ester (FAME) untuk B30 sudah mencapai 12,7 juta ton, biohidrokarbon untuk bensin mencapai 16,5 juta ton, kebutuhan untuk makanan dan oleo mencapai 13,8 juta ton. Jika ditotal sudah mencapai 43 juta ton.

“Justru yang perlu dipikirkan adalah menggenjot produksi, salah satunya melalui program peremajaan sawit rakyat [PSR],” kata Bernard. (DIN/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *