Logo SitusEnergi
Ini Dia Nilai Strategis Pertamina Layak Kelola Rokan Ini Dia Nilai Strategis Pertamina Layak Kelola Rokan
Jakarta, Situsenergy.com Akhirnya teka-teki operator blok minyak tersubur di Nusantara  terjawab sudah. Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, pada... Ini Dia Nilai Strategis Pertamina Layak Kelola Rokan

Jakarta, Situsenergy.com

Akhirnya teka-teki operator blok minyak tersubur di Nusantara  terjawab sudah. Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, pada pengujung Juli 2018 memutuskan PT Pertamina (Persero) menjadi operator di blok Rokan. Pertamina akan mengelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang. Lalu, apa saja nilai-nilai strategis bagi Pertamina saat mengelola Blok Rokan ini?

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Blok Rokan masih mampu menghasilkan 207.148 barel per hari (bph) dari target 213.551 bph. Itu setara dengan 26% produksi nasional.

SKK Migas pun memprediksi lifting minyak Rokan di akhir 2018 akan mencapai 205.952 barel per hari (bph) atau dalam setahun sekitar 75 juta barel.

Selain itu, Blok Rokan menyimpan potensi besar hampir 26 miliar barel minyak.

Selanjutnya, dengan mengelola blok ini, Pertamina dapat memberikan nilai-nilai strategis, yaitu: Pertama, penguatan kedaulatan dan ketahanan strategis energi nasional mengingat blok rokan dapat menyumbang minimal 25% produksi nasional.

Kedua, semua produksinya akan diserap oleh kilang dalam negeri, karakterisitik minyak mentah dari Blok Rokan sangat sesuai dengan kilang Pertamina.

BACA JUGA   Bangga! Tim Medco E&P Tembus Top 10 Dunia di AI Hackathon GOTECH 2025

Ketiga, pemerintah akan mengurangi impor minyak mentah dan peningkatan efisiensi pengadaan bahan baku minyak mentah bagi kilang dalam negeri, sehingga akan menghemat devisa antara US$ 70 miliar.

Keempat, Pertamina akan menggunakan produk barang dan jasa dalam negeri dalam menggarap Blok Rokan.

Untuk diketahui, hingga Mei 2018 Pertamina  berhasil membukukan pencapaian produksi migas 912 MBOEPD (terdiri dari 380 MBOPD minyak dan 3081 MMSCFD gas).

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Tallatov mengatakan pengelolaan Blok Rokan pascahabis kontrak dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 2021, haruslah menjadi momentum pengembalian kedaulatan energi nasional.

“Menjelang kedaluwarsanya PSC (production sharing contract atau kontrak bagi hasil produksi) Chevron di Blok Rokan pada 2021, sudah semestinya menjadi momentum pengembalian kedaulatan energi nasional melalui BUMN, Pertamina,” katanya pada wartawan, di Jakarta, Jumat (3/8).

Menurut dia, tidak ada alasan bagi pemerintah, untuk tidak menyerahkan Blok Rokan ke Pertamina sebagai wujud pengelolaan energi yang lebih berdaulat.

Abra juga mengatakan Blok Rokan merupakan aset yang strategis, karena mampu menghasilkan produksi minyak sekitar 200 ribu barel per hari atau 25 persen produksi nasional. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah mesti memaksimalkan manfaat Blok Rokan bagi kepentingan bangsa dan negara dengan mengelolanya sendiri melalui BUMN.

BACA JUGA   Medco Energi Mantapkan Komitmen Bisnis Berkelanjutan, Fokus Lindungi Biodiversitas

“Dengan dikelola Pertamina, maka produksi BUMN migas tersebut akan meningkat dan menjadi produsen migas terbesar di negeri sendiri,” ujarnya.

Abra juga mengatakan UUD Pasal 33 sudah mengamanatkan kekayaan alam apalagi migas harus dikuasai negara dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Dengan demikian, kalau Blok Rokan dikelola sendiri melalui BUMN, setelah sebelumnya selama 50 tahun atau sejak 1971 dikelola Chevron, maka akan memberikan manfaat maksimal bagi negara. “Blok Rokan ini sangat strategis, kita harus perjuangkan agar bisa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi,” ujar Abra.

Meski baru akan berakhir pada 2021, pemerintah dijadwalkan akan memutuskan kontrak pengelolaan Blok Rokan selanjutnya dalam waktu dekat.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menyatakan, Blok Rokan dapat diintegrasikan dengan aset Pertamina di Sumatra, yakni Pertamina EP Aset I dan Blok CPP. Posisi Blok Rokan dekat dengan kilang dan pelabuhan Pertamina di Dumai.

“Keberadaan Blok Rokan sebagai bagian dari Pertamina akan memberi nilai tambah yang sangat tinggi bagi semua pihak pemangku kepentingan (stakeholders) lokal maupun nasional, dan diharapkan dapat meningkatkan kemandirian Indonesia dalam menjaga ketahanan energi nasional,” katanya.

BACA JUGA   Trade-Off Penambangan Nikel di Kepulauan Raja Ampat: Antara Ekonomi, Sosial, Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan

Sebagai catatan, berdasarkan evaluasi, Blok Rokan mempunyai kecocokan yang sempurna dengan portofolio Pertamina, seperti di lapangan Minas, Bekasap, Balam dan Bangko.

Disamping itu, Blok Rokan adalah penghasil minyak dan gas dengan taksiran cadangan yang besar dengan tantangan dan permasalahan  reservoir dan fasilitas permukaan yang tidak mudah. Pada tahun 2017 jumlah rata-rata produksi Blok Rokan sebesar 230.170 barrel per hari (bopd). (Fyan)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *