Jakarta, situsenergi.com
Menjelang akhir 2025, PT Pertamina Internasional EP (PIEP) mencetak momen penting dalam ekspansi global. Anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE) ini resmi melepas pengapalan perdana minyak mentah sebanyak 1 juta barel dari Port Arzew, Oran, Aljazair menuju Indonesia pada 24 Desember 2025.
Langkah ini menandai produksi pertama pascaperpanjangan Production Sharing Contract (PSC) Blok 405A. Kontrak tersebut memastikan keberlanjutan operasi Pertamina di Aljazair selama 25 tahun ke depan sekaligus memperkuat agenda strategis “Bring the Barrel Home” untuk menopang ketahanan energi nasional.
Direktur Utama PIEP Syamsu Yudha menegaskan, pencapaian ini bukan sekadar pengiriman kargo migas. “Kami menjalankan amanah untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui praktik operasional yang unggul dan berkelanjutan di Aljazair,” ujarnya.
Kerja sama Pertamina dan Sonatrach sendiri telah terjalin lebih dari dua dekade. Hubungan komersial ini berkembang dari kontrak tahunan, transaksi spot, hingga ekspansi signifikan melalui pengelolaan Menzel Lejmat (MLN). Menjelang lifting, kedua pihak menandatangani Lifting Service Contract pada 22 Desember 2025 di kantor pusat Sonatrach.
Komisaris Utama PIEP Dharmawan H. Samsu menilai pengapalan ini sebagai hasil proses panjang. “Pengapalan kargo pertama sebesar 1 juta barel ke Indonesia ini menegaskan nilai strategis perpanjangan Blok 405A untuk 25 tahun ke depan,” katanya.

Pengapalan perdana ini juga mencerminkan sinergi terintegrasi di tubuh Pertamina, mulai dari Subholding Upstream sebagai produsen, Subholding Shipping melalui PIS sebagai pelaksana pengiriman, hingga Subholding Refining & Petrochemical melalui KPI sebagai pembeli di dalam negeri. Dengan langkah ini, Pertamina mempertegas posisinya sebagai pemain migas internasional yang aktif mendukung pasokan energi Indonesia. (*)
Leave a comment