Jakarta, situsenergi.com
Pertamina Patra Niaga mengingatkan masyarakat agar lebih jeli dalam menyikapi maraknya informasi menyesatkan atau hoaks yang beredar di media sosial. Perusahaan menilai praktik manipulasi informasi tersebut tidak hanya merugikan Pertamina sebagai BUMN, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap pemerintah yang tengah berupaya memberikan pelayanan terbaik.
Beberapa isu yang terbukti tidak benar kembali ramai beredar. Pertama, kabar mengenai pembatasan pengisian BBM hingga tujuh hari untuk mobil dan empat hari untuk motor. Pertamina menegaskan informasi tersebut hoaks. Penyaluran BBM, khususnya subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah melalui mekanisme yang berlaku agar tepat sasaran. Kementerian ESDM melalui juru bicara KESDM juga sudah membantah isu ini.
Kedua, beredar video kebakaran SPBU yang dikaitkan dengan kebijakan pembatasan BBM. Faktanya, video tersebut adalah rekaman lama insiden di Aceh pada 2024, bukan peristiwa baru.

Ketiga, video viral yang menyebut warga Lumajang menggeruduk SPBU. Pertamina menjelaskan peristiwa sebenarnya terjadi pada 17 September 2025, ketika hujan deras membuat penonton karnaval berteduh di SPBU yang sudah tutup. Keributan kecil dipicu pengaruh minuman keras, bukan karena layanan BBM. Tidak ada aksi penjarahan atau kerusakan.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan masyarakat perlu mewaspadai berbagai hoaks lain, mulai dari rekrutmen fiktif yang meminta biaya, informasi palsu tentang harga BBM, hingga isu mobil tangki Pertamina mengisi di SPBU swasta.

“Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi melalui kanal resmi, seperti Pertamina Call Center 135 atau akun media sosial resmi perusahaan,” ujar Roberth.
Langkah ini diharapkan mampu menekan penyebaran informasi palsu yang berpotensi menimbulkan keresahan publik. (*)
Leave a comment