Logo SitusEnergi
Bioenergi Dorong Pertumbuhan UMKM dan Korporasi di Indonesia Bioenergi Dorong Pertumbuhan UMKM dan Korporasi di Indonesia
Jakarta, situsenergi.com Pemanfaatan bioenergi kini menjadi strategi penting dalam transisi energi nasional. Pemerintah menargetkan penggunaan 9 juta ton biomassa pada 2030 untuk mendukung enhanced... Bioenergi Dorong Pertumbuhan UMKM dan Korporasi di Indonesia

Jakarta, situsenergi.com

Pemanfaatan bioenergi kini menjadi strategi penting dalam transisi energi nasional. Pemerintah menargetkan penggunaan 9 juta ton biomassa pada 2030 untuk mendukung enhanced Nationally Determined Contribution (eNDC) sekaligus mempercepat pencapaian target net zero emission (NZE).

Selain itu, cofiring biomassa di PLTU menjadi salah satu langkah utama untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Hokkop Situngkir, menegaskan bahwa bioenergi bukan sekadar bahan bakar alternatif, melainkan ekosistem ekonomi yang memberdayakan masyarakat.

“Bioenergi itu bukan hanya soal bahan yang dibakar, tetapi seluruh jejak karbon dari bahan baku hingga proses pembakaran. Setiap tahun kami meningkatkan pemanfaatan biomassa sesuai peta jalan nasional Permen ESDM 12/2023 dan RUPTL 2025–2034,” ujar Hokkop, Rabu (10/9/2025).

PLN EPI mencatat, pasokan biomassa untuk cofiring PLTU mencapai 1,6 juta ton pada 2024. Angka ini menunjukkan peluang ekonomi bioenergi terbuka lebar, terutama bagi UMKM, kelompok tani, dan mitra lokal. Limbah seperti serbuk gergaji atau sekam yang sebelumnya dibakar kini memiliki nilai ekonomi.

“Ini bukan hanya energi bersih, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Banyak pihak yang kini bisa ikut mengambil manfaat dari limbah biomassa,” tambah Hokkop.

Meskipun peluang besar terbuka, industri bioenergi menghadapi beberapa tantangan, termasuk kestabilan pasokan, kapasitas pengolahan yang belum merata, serta harmonisasi kebijakan. Konsep sub-hub, hub, dan main hub diusulkan untuk menjamin kualitas dan produksi biomassa berkelanjutan.

“Pengembangan bioenergi tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Kolaborasi antara PLN, pelaku usaha, dan pemerintah sangat penting untuk menjaga rantai pasok, apalagi Indonesia juga bersaing di pasar ekspor biomassa, seperti cangkang sawit yang diminati luar negeri meski dikenai tarif ekspor,” kata Hokkop.

Peluang pasar biomassa di Indonesia terbuka luas, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Kunci suksesnya adalah menjaga kesinambungan pasokan dan memastikan standar teknis terpenuhi, termasuk Standar Nasional Indonesia (SNI). Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus mendukung transisi energi nasional secara berkelanjutan.

BACA JUGA   Gaspol! PGE Siap Tembus 1 GW Energi Panas Bumi Tahun Ini

Dengan sinergi yang tepat antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta, bioenergi berpotensi menjadi solusi energi bersih sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, mulai dari UMKM hingga korporasi besar. (DIN/GIT)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *