Logo SitusEnergi
Usung Ekonomi Hijau, Erick Optimis Akan Beri Manfaat Sosial Ekonomi untuk Semua Kalangan Usung Ekonomi Hijau, Erick Optimis Akan Beri Manfaat Sosial Ekonomi untuk Semua Kalangan
Jakarta, Situsenergi.com Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimis transformasi yang mengusung ekonomi hijau akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang dapat... Usung Ekonomi Hijau, Erick Optimis Akan Beri Manfaat Sosial Ekonomi untuk Semua Kalangan

Jakarta, Situsenergi.com

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimis transformasi yang mengusung ekonomi hijau akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang dapat dirasakan seluruh kalangan. Bahkan serangkaian strategi dan sinergi sudah ditempuh bersama jajaran perseroan pelat merah sebagai bagian dari transformasi bisnis mendukung misi ekonomi hijau.

Demikian dikatakan Erick Thohir dalam keterangan persnya yang dikutip di Jakarta, Kamis (09/2/2023). “Salah satu wujud nyata peran aktif itu, yakni kolaborasi antara Pertamina, PLN, dan PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam mewujudkan “green industry cluster” melalui penyediaan energi baru terbarukan (EBT) dalam pengembangan “green hydrogen” dan “green ammonia”. Tiga perusahaan tersebut telah meneken nota kesepahaman pada awal 2022,” tukasnya.

Lebih jauh ia mengatakan bahwa transformasi yang dijalankan oleh perseroan pelat merah harus menjunjung prinsip transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi “green economy” atau ekonomi hijau.

“Kita berharap, jajaran BUMN energi seperti Pertamina, PLN dan industri minerba dapat menjalankan komitmen tersebut. Upaya agresif BUMN untuk bertransformasi dengan melakukan berbagai program dan inovasi model bisnis harus memandang tanggung jawab untuk mengurangi emisi bukan sebagai beban. Sebaliknya, misi ini harus dipandang sebagai peluang untuk melakukan transformasi ekonomi yang rendah karbon,” paparnya.

“Jika BUMN sudah sejak dini memulai program dekarbonisasi di lini bisnisnya maka akan membawa manfaat ekonomi yang lebih besar beberapa tahun ke depan,” pungkasnya.

Sebelumnya, ekonomi hijau telah ditetapkan menjadi salah satu strategi utama pemerintah Indonesia dalam mempercepat pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 dan mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.

BACA JUGA   PLN Kalahkan Perusahaan Energi Global, Jadi Tempat Kerja Terbaik 2025 versi LinkedIn

Ekonomi hijau juga telah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Tiga program yang menjadi prioritas, yakni peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim serta pembangunan rendah karbon.

Sementara itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menyatakan Indonesia berkomitmen mencapai “Net Zero Emission” (NZE) pada 2060 serta mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis “National Determined Contribution” (NDC) hingga 29 persen pada 2030. Langkah itu sebagai bagian dari pemenuhan “Paris Agreement” dan COP26.

“Dalam mencapai target tersebut, maka peran BUMN sangat signifikan khususnya tujuh perseroan pelat merah terbesar termasuk Pertamina, PLN, dan Pupuk Indonesia. Bauran EBT telah ditargetkan sebesar 23 persen pada 2025,” tukasnya.

Pahala menilai juga menegaskan bahwa transisi energi akan menjadi langkah besar bagi BUMN untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.

“Selain energi listrik, terdapat tiga energi bersih lainnya yang sangat berpotensi digunakan oleh Indonesia yakni biomassa, biofuel, dan panas bumi. Ini adalah tiga dari energi terbarukan yang menurut kami dibutuhkan Indonesia untuk benar-benar membangun keunggulan kompetitif kami,” jelas Pahala.

Ia juga menjelaskan inisiatif “green industri cluster” telah ditetapkan sebagai bagian dari “strategic delivery unit” (SDU) Kementerian BUMN pada 2022.

BACA JUGA   RUPTL 2025–2034: Peta Jalan Listrik Masa Depan, Buka Peluang Investasi Triliunan
Binis Parasit Solar Campuran Minyak Sawit

“Kesepakatan itu sekaligus menjadi dasar sinergi BUMN dalam menciptakan kerangka kerja pengembangan yang lengkap dan terstruktur atas kegiatan dekarbonisasi sektor industri baik melalui utilisasi sumber-sumber energi terbarukan maupun mitigasi atas emisi pemanfaatan energi fosil melalui teknologi carbon capture storage atau carbon capture utilization and storage,” pungkasnya.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *