

Menhub Sebut Tiga Hal Utama Tetkait Percepatan Transisi Kendaraan Listrik
LISTRIK October 5, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan ada tiga hal utama yang harus terus ditingkatkan terkait upaya percepatan transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik adalah kualitas baterai, memperbanyak stasiun pengisian atau tempat penggantian baterai yang bisa didapatkan dengan mudah, hingga kualitas mesin dari kendaraan listrik.
Ia menilai semakin banyak pengguna sepeda motor listrik selain menyehatkan bumi dari polusi udara, juga diharapkan dapat membantu mengurangi subsidi energi BBM yang mencapai Rp 502 Triliun.
“Kita berharap subsidi ini akan berkurang seiring dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan listrik. Uang yang tadinya untuk subsidi BBM, bisa kita gunakan untuk membangun bangsa ini,” kata Menhub seperti dikutip, di Jakarta, Rabu (04/10/2022).
Lebih lanjut Menhub mengungkapkan, pemerintah telah mendorong percepatan tersebut melalui regulasi. Sedangkan perguruan tinggi melalui penelitian, dan pelaku industri melaksanakan dengan masif dan memproduksi kendaraan listrik dengan harga yang lebih ekonomis dan dengan kualitas yang baik.

“Kami mendorong Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) secara gratis agar memberikan suatu kemudahan dan saat ini sudah ada sekitar 28 ribu SRUT kendaraan listrik yang kita selesaikan,” katanya.
Lebih jauh Menhub Budi menegaskan mendukung upaya percepatan transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik dimulai dari sepeda motor, sejalan dengan target dua juta sepeda motor listrik di Indonesia pada tahun 2025.
“Jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia sekitar 133 juta lebih. Sekarang ada 5 juta permintaan setahun, bahkan sebelum pandemi ada 10 juta. Jadi pasarnya banyak sekali dan ini bisa menjadi game changer yang bisa mempercepat transisi ini,” ungkapnya.
Masih menurut Menhub, negara-negara di dunia telah sepakat untuk menurunkan kadar emisi sebesar 29 persen di tahun 2030 dan zero emisi di tahun 2060 dan hal tersebut bukanlah target yang ringan.
“Namun saya yakin ada suatu equilibrium (titik keseimbangan baru) yang datang lebih cepat dengan adanya sinergi dan kolaborasi dari pemerintah, perguruan tinggi, pelaku industri dan masyarakat,” pungkasnya.(Ert/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.