Home MINERBA IESR Sebut Pemda Penghasil Batubara Perlu Siapkan Transformasi Ekonomi
MINERBA

IESR Sebut Pemda Penghasil Batubara Perlu Siapkan Transformasi Ekonomi

Share
IESR Sebut Pemda Penghasil Batubara Perlu Siapkan Transformasi Ekonomi
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Pemerintah perlu mempersiapkan transformasi ekonomi dan pekerjaan bagi daerah yang dominasi pendapatannya bersumber dari sektor batubara. Hall ini penting dilakukan mengingat permintaan terhadap batubara sebagai sumber energi jangka panjang diprediksi akan menurun signifikan.

“Penurunan produksi ini harus diantisipasi karena akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan juga berdampak pada pendapatan baik nasional maupun daerah penghasil batubara,” kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa di Jakarta, Senin (08/10/2022)..

Sebelumnya, Lembaga riset Institute for Essential Services Reform (IESR) itu mengkaji komitmen penurunan emisi pemerintah Indonesia yang sejalan dengan Perjanjian Paris untuk bebas emisi pada tahun 2050, maka pada 2045 batubara tidak digunakan dalam sistem energi di Indonesia.

Menurut Fabby, pemutakhiran target emisi yang lebih tinggi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) negara pengguna batu bara, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Uni Eropa, Afrika Selatan, dan negara lainnya, akan berdampak terhadap penurunan, bahkan penghentian pembiayaan pada proyek-proyek energi fosil.

“Mengacu pada Perjanjian Paris, apabila negara di dunia mengadopsi penghapusan batubara yang lebih agresif maka pada 2030 produksi batubara akan turun 20 persen, kemudian menjadi 60 persen pada 2040 dan 90 persen pada 2050,” tukasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, penurunan produksi batubara menjadi ancaman cukup serius mengingat daerah-daerah penghasil batubara tidak punya banyak pilihan untuk alternatif ekonomi, sedangkan melakukan transformasi ekonomi pasca-penambangan batubara memiliki waktu yang cukup panjang.

“Kegagalan melakukan transformasi ekonomi tidak hanya menyebabkan peningkatan angka pengangguran, tetapi juga akan menyebabkan daya saing ekonomi yang menurun,” jelasnya.

Sementara Peneliti Spesialis Bahan Bakar Bersih IESR Julius Christian melalui kajiannya berjudul “Redefining Future Jobs” meminta pemerintah pusat dan daerah penghasil batubara untuk segera melakukan berbagai persiapan guna mengantisipasi pengurangan pendapatan dan penyerapan pekerja dari batubara.

“Kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini menjadi hal penting dalam mempersiapkan strategi ekonomi jangka panjang untuk mewujudkan struktur ekonomi yang lebih beragam dan tidak bergantung pada batubara,” kata Julius.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PTBA Uji Coba Co-Firing PLTU 30 MW di Tanjung Enim

Jakarta, Situsenergi.com PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaksanakan uji coba co-firing pada...

MIND ID Dorong Hilirisasi Nikel di Sulawesi, Ribuan Tenaga Kerja Lokal Terserap

Jakarta, situsenergi.com Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, melalui PT Vale Indonesia...

Harga Batubara Turun, Kinerja Keuangan ITM Tertekan

Jakarta, situsenergi.com PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) menghadapi tekanan kinerja pada...

Waskita Kuasai Proyek Kilang Pertamina di Papua, Kirim Ratusan Beton Jumbo ke Sorong!

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) kembali mencetak prestasi di...