Logo SitusEnergi
Harga Minyak Brent dan WTI Tertekan, Ini Penyebabnya Harga Minyak Brent dan WTI Tertekan, Ini Penyebabnya
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak melemah, Senin, tertekan ekspektasi peningkatan pasokan dan perkiraan permintaan yang lebih rendah di tengah biaya energi yang lebih tinggi dari... Harga Minyak Brent dan WTI Tertekan, Ini Penyebabnya

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak melemah, Senin, tertekan ekspektasi peningkatan pasokan dan perkiraan permintaan yang lebih rendah di tengah biaya energi yang lebih tinggi dari biasanya. 

Mengutip laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (15/11/2021), harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 45 sen, atau 0,6 persen, menjadi USD81,72 per barel, pada pukul 13.04 WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), kehilangan 36 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD80,43 per barel.

Pasar minyak merosot selama tiga pekan terakhir, terpukul penguatan dolar dan spekulasi bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mungkin melepaskan minyak dari Strategic Petroleum Reserve Amerika untuk mendinginkan harga.

“Gedung Putih memperdebatkan bagaimana mengatasi inflasi yang lebih tinggi, dengan beberapa pejabat menyerukan agar cadangan strategis dirilis, atau menghentikan ekspor Amerika,” kata analis ANZ.

Perusahaan energi Amerika minggu ini menambahkan rig minyak dan gas untuk pekan ketiga berturut-turut dengan harga minyak mentah melayang di dekat level tertinggi tujuh tahun, mendorong beberapa perusahaan untuk kembali ke pengeboran.

BACA JUGA   Subholding Upstream Pertamina Sabet 30 Penghargaan di Ajang PRIA 2022

Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi di masa mendatang, naik enam unit menjadi 556 dalam sepekan hingga 12 November, level tertinggi sejak April 2020, ungkap perusahaan jasa energi Baker Hughes Co, Jumat.

Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) pekan lalu memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari (bph) dari proyeksi bulan lalu, karena harga energi yang tinggi menghambat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Rosneft Rusia, perusahaan minyak terbesar kedua di dunia berdasarkan produksi setelah Saudi Aramco, Jumat, memperingatkan tentang potensi “super siklus” di pasar energi global, meningkatkan prospek harga yang lebih tinggi karena permintaan melebihi pasokan. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *