Logo SitusEnergi
Pengetatan Pasokan Bikin Harga Minyak Melambung Pengetatan Pasokan Bikin Harga Minyak Melambung
Jakarta, situsenergi.com Harga minyak melonjak ke level tertinggi dua pekan, Selasa, setelah Amerika Serikat (AS) mencabut pembatasan aktivitas perjalanan dan tanda-tanda lain dari pemulihan... Pengetatan Pasokan Bikin Harga Minyak Melambung

Jakarta, situsenergi.com

Harga minyak melonjak ke level tertinggi dua pekan, Selasa, setelah Amerika Serikat (AS) mencabut pembatasan aktivitas perjalanan dan tanda-tanda lain dari pemulihan global pascapandemi mendorong prospek permintaan, sementara pasokan tetap ketat.

Harga reli setelah Badan Informasi Energi (EIA) Amerika dalam Short Term Energy Outlook ( STEO ), Selasa, memproyeksikan harga bensin eceran akan turun selama beberapa bulan ke depan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan akan menggunakan proyeksi harga dalam laporan STEO untuk menentukan apakah bakal melepaskan minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu.

Analis mengatakan jika data STEO tersebut menunjukkan kenaikan besar dalam proyeksi harga bensin, pemerintahan Biden kemungkinan akan melepaskan banyak minyak dari SPR dengan cepat, yang akan menekan harga.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,35 atau 1,6 persen, menjadi USD84,78 per barel, demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Selasa (9/11/2021) atau Rabu (10/11/2021) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD2,22 atau 2,7 persen, menjadi menetap di posisi USD84,15 per barel.

BACA JUGA   [BREAKING NEWS] Susunan Direksi dan Komisaris Pertamina Resmi Diubah, Simon Mantiri Tetap Jadi Dirut

Itu adalah penutupan tertinggi untuk kedua tolok ukur tersebut sejak 26 Oktober.

Harga Brent meroket lebih dari 60 persen sejauh 2021 dan mencapai level tertinggi tiga tahun di USD86,70 per barel pada 25 Oktober, didukung pulihnya permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus.

“Data STEO memberi Presiden Biden banyak perlindungan untuk tidak melakukan apa-apa, dan mengklaim dia menunggu perkiraan bearish untuk dimainkan,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.

Dalam laporan STEO tersebut, EIA memproyeksikan harga rata-rata untuk bensin kelas reguler eceran akan turun dari USD3,32 per galon pada November menjadi USD3,16 pada Desember dan USD3,00 di kuartal pertama 2022.

OPEC Plus menambahkan 400.000 barel per hari minyak mentah ke pasokan global pada pertemuan pekan lalu. Presiden Biden ingin kelompok itu menambah pasokan lebih banyak lagi. OPEC Plus dijadwalkan menambah 400.000 barel per hari hingga Juni 2022, kata Yawger.

“Setiap pelepasan dari SPR Amerika, meski kemungkinan akan memiliki efek bearish sementara pada harga yang cepat, itu bukan solusi yang bertahan lama bagi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.

Kapasitas produksi cadangan minyak global dapat berkurang tahun depan karena aktivitas perjalanan udara kembali menggeliat, menghilangkan bantalan penting yang saat ini dinikmati pasar, kata Kepala Eksekutif Saudi Aramco, Amin Nasser.

BACA JUGA   PDSI Raih Penghargaan dari Pertamina EP Zona 13 Berkat Operasi Pengeboran Tanpa Insiden

Wisatawan pergi ke Amerika Serikat lagi, sementara pengesahan RUU infrastruktur Biden senilai USD1 triliun dan ekspor China yang lebih baik dari perkiraan membantu melukiskan gambaran pemulihan ekonomi global.

JPMorgan Chase mengatakan permintaan global untuk minyak pada November sudah hampir kembali ke tingkat pra-pandemi 100 juta barel per hari, menyusul kejatuhan tahun lalu.
Di India, permintaan bahan bakar melonjak pada Oktober ke puncak tujuh bulan, dengan penjualan bensin melambung ke level tertinggi sepanjang masa.

Meski pasar global mengetat, analis memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika naik untuk pekan ketiga berturut-turut, mungkin membantu membatasi lonjakan harga lebih lanjut.
Yang pertama dari dua laporan pasokan minggu ini, dari kelompok industri American Petroleum Institute, akan dirilis Selasa. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *