Home ENERGI TERBARUKAN Panas Bumi Akan Capai Net Zero Emission pada 2060
ENERGI TERBARUKAN

Panas Bumi Akan Capai Net Zero Emission pada 2060

Share
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Tantangan pengembangan panas bumi adalah inovasi ke depan berupa beyond direct geothermal energy. Panas bumi bisa digunakan untuk katalis dekarbonisasi dan mencapai net zero emission pada 2060.

“Kami yakin panas bumi bisa jadi game changer dalam transisi energi dan upaya percepatan transisi energi,” kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Subarkah dalam diskusi bertajuk “Masa Depan Industri Panas Bumi di Tengah Glorifikasi Pengembangan EBT” yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (06/10/2021).

Menurut Ahmad, PT PGE yang merupakan bagian dari Sub Holding Power New Renewable Energy PT Pertamina (Persero), akan bertransformasi menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia pada 2030.

“Perlu upaya keras dan sangat banyak untuk bergerak menjadi sebuah perusahaan green energy kelas dunia,” ucapnya.

Untuk itu, kata dia, kapasitas pembangkit saat ini 672 MW akan ditumbuhkan menjadi 1.500 MW. Perusahaan juga berupaya menjadi perusahaan yang setara di global dengan pendapatan 1 miliar dolar AS pada 2030.

“Kami ingin berkembang dan melakukan diversifikasi beyond geothermal energy dan mempunyai environment impact yang signifikan. Pada 2030 diharapkan kami bisa partisipasi dalam penurunan emisi lebih dari 8 juta ton per tahun,” ujarnya.

Selain Ahmad Yuniarto, hadir dalam diskusi virtual tersebut Direktur Utama PT Medco Power Indonesia Eka Satria Djalins, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F.Ibrahim dan Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Priyandaru Effendi.

Menurut Eka Satria, potensi panas bumi yang dimiliki di Indonesia bisa terus dikembangkan dan dioptimalkan dengan menyelesaikan tiga isu utama, yakni kebijakan, teknologi dan beyond electricity.

Dengan terjawab ketiga isu tersebut, kata dia, panas bumi diharapkan bisa menjadi backbone energy ke depannya.

“Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, namun realisasinya berupa Wilayah Kerja Panas Bumi yang sudah berproduksi masih sedikit. Untuk itu, semua stakeholder harus terlibat untuk menjawab dan menyelesaikan isu-isu yang ada dalam pengembangan panas bumi di Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Riki Ibrahim mengungkapkan Indonesia memiliki visi 2045 harus berdikari dan pada momentum 100 tahun Indonesia merdeka harus mampu menciptakan ketahanan energi.

“Kalau tidak sekarang dilakukan, akan terlambat. Ini tidak mudah, sama beratnya dengan pandemi Covid-19. Isu climate change juga sama tantangannya,” kata dia.

Direktur Panas Bumi Direktorat EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya saat memberikan keynote speech mengatakan potensi panas bumi 23,76 GW ada di Sumatera. Indonesia mempunyai potensi panas bumi terbesar kedua setelah Amerika. Saat ini sudah dieksplor untuk mengambil kandungan lithium untuk pengembangan panas bumi.

“Panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, pemandian air panas dan destinasi wisata, produksi hydrogen, pengeringan pada industri pertanian dan green house, aquaculture, pemanas dan pendingin, industri kertas, hingga makanan dan minuman,” kata dia.(Ert/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama dalam Transisi Energi Global

Jakarta, situsenergi.com Indonesia menunjukkan keseriusannya menjadi pemain kunci dalam transisi energi global...

Elnusa Galakkan Konservasi Orangutan untuk Jaga Masa Depan Hutan

Jakarta, situsenergi.com Hutan tropis Kalimantan menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa, termasuk...

Dharma Polimetal Resmikan PLTS 4.850 kWp, Tekan Emisi Ribuan Ton CO2!

Jakarta, Situsenergi.com Siapa sangka perusahaan komponen otomotif bisa jadi pionir energi bersih?...

Saham Melejit 30%! Investasi Pertamina NRE di Filipina Panen Untung Besar

Jakarta, Situsenergi.com Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kembali mencetak kinerja...