

Menteri Arifin: Kinerja Sektor ESDM Makin Menunjukkan Peningkatan Positif
MIGAS September 29, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kinerja sektor ESDM semakin bangkit dan menunjukkan peningkatan dengan kebijakan dan capaian yang strategis.
Menurut Menteri Arifin, di subsektor migas, selain mengubah skema kontrak bagi hasil menjadi lebih fleksibel, pemerintah juga memberikan berbagai macam insentif untuk menarik investasi.
“Kontrak bagi hasil migas telah dibuat lebih fleksibel yaitu skema gross split atau cost recovery,” kata Menteri Arifin pada Upacara Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi Ke-76 secara virtual, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (28/9/2021).
“Untuk lebih menarik investasi hulu migas, berbagai insentif telah diberikan, antara lain untuk Blok Mahakam. Kemudian pada Agustus 2021, Blok Migas Rokan, salah satu blok migas terbesar Indonesia, juga secara resmi telah dikelola negara melalui PT Pertamina,” tambahnya.
Selain itu, kata dia, Program BBM Satu Harga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga terus dilaksanakan dan menargetkan lebih dari 580 titik hingga 2024.
Lebih lanjut, Menteri Arifin menyampaikan bahwa pihaknya juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kepastian pemanfaatan batu bara untuk menjaga ketahanan energi domestik, khususnya pada pembangkit listrik.
“Kebijakan pemanfaatan mineral diarahkan untuk peningkatan nilai tambah terutama nikel sebagai salah satu material pendukung baterai kendaraan listrik,” uangkapnya.
Sementara di bidang ketenagalistrikan, pemerataan akses listrik masih menjadi fokus utama Kementerian ESDM.
“Saat ini, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,4 persen. Tahun depan, ditargetkan seluruh rumah tangga telah teraliri listrik 100 persen,” kata Menteri Arifin.
Kementerian ESDM juga telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN), yang diharapkan mampu membuahkan solusi untuk tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“GSEN diharapkan mampu menjadi jawaban dari tantangan yang saat ini dihadapi, antara lain keterbatasan pengembangan energi baru terbarukan dan tuntutan pembangunan infrastruktur yang lebih masif serta tepat guna,” kata Menteri Arifin.
Dokumen itu telah memetakan rencana untuk menambah kapasitas pembangkit energi baru terbarukan sebesar 38 GW sampai 2035.
Penambahan kapasitas pembangkit itu melalui upaya percepatan substitusi energi primer, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas energi baru terbarukan dan pemanfaatan energi hijau nonlistrik atau non-BBN.
“Untuk mencapai target tersebut pemerintah memprioritaskan pengembangan energi surya karena biaya investasi yang semakin rendah dan waktu pelaksanaan yang semakin singkat,” ujar Menteri Arifin.
Program-program tersebut, lanjutnya, mendukung target transformasi energi menuju net zero emission (NZE), yang menjadi komitmen bersama untuk dicapai paling lambat pada 2060 atau bisa lebih cepat lagi dengan bantuan internasional.
Pemilihan teknologi menjadi pertimbangan utama guna memastikan ketersediaan, kemudahan, keterjangkauan, keberlangsungan dan daya saing untuk mencapai kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, serta ketahanan iklim dan rendah karbon.
Pada kesempatan itu Arifin juga mengungkapkan soal kontribusi sektor ESDM terhadap penerimaan negara hingga Juli 2021 yang menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan periode sama 2020.
“Hingga Juli tahun ini, kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan negara mencapai Rp141 triliun atau lebih tinggi 103 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, investasi ESDM telah mencapai lebih dari 12 miliar dolar AS,” katanya.(Ert/Rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.