Home LISTRIK Soal Penggabungan ICON+ Dengan Telkom, EWI: Menteri BUMN Jangan Asbun, Pelajari Dulu!
LISTRIK

Soal Penggabungan ICON+ Dengan Telkom, EWI: Menteri BUMN Jangan Asbun, Pelajari Dulu!

Share
Ketika Simiskin Hanya Dapat Remah Subsidi BBM Dan Sikaya Meminum Subsidi Berlebihan
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Menteri BUMN Erick Thohir, dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (30/8/2021) kemarin sempat memberikan sinyal akan menggabungkan anak usaha PLN di bidang IT ( ICON+) dengan Telkom. Penggabungan tersebut dilakukan untuk menghindari persaingan bisnis antar perusahaan BUMN di sektor yang sama. Selain itu, penggabungan juga akan membuat kerja keduanya makin efektif dan sinkron. 

Pernyataan tersebut muncul setelah Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mempertanyakan kehadiran ICON+ yang juga berjualan internet, sama seperti Telkom melalui IndiHome.

Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean pun bereaksi atas pernyataan Erick Thohir. Menurutnya, setiap kebijakan terkait dengan BUMN, sebaiknya melalui kajian terlebih dahulu baru kemudian disampaikan ke publik. 

“Menteri BUMN. Jangan mudah sekali bicaranya menggabungkan. Atau ini malah akan menjadi justru menghambat perusahaan pelat merah untuk bersaing dengan swasta. Sekarang yang merajai bisnis IT dan merajai bisnis telekomunikasi dan internet di negara kita ini. Jadi jangan sampai justru perusahaan pelat merah yang ingin berkembang, dihambat oleh gagasan-gagasan atau kebijakan yang belum dikaji betul-betul tapi sudah disampaikan ke Publik,” ujar Ferdinand kepada Situsenergi.com, Kamis (2/9/2021). 

Menurut Ferdinand, menggabungkan ICON+ dengan Telkom itu bukanlah seperti menggabungkan dua perusahaan yang bergerak dibidang yang sama seperti pada umumnya, sebab basis dari infrastruktur, sarana dan prasarana keduanya sangat berbeda. 

“Pertama Menteri BUMN harus memahami dulu sistem yang diperankan atau dijalankan ICON+ yang dijalankan oleh anak usaha PLN. Dan sistem yang dijalankan oleh Telkom. Sarana prasarana dan infrastruktur yang digunakan oleh ICON+ itu apa saja oleh Menteri BUMN, karena jaringan dan sarana prasarana yang digunakan oleh ICON+ ini kan berbeda dengan yang digunakan oleh Telkom. Telkom punya sendiri ICON+ juga punya sendiri, dengan sarana prasarana yang dimiliki oleh PLN. Ini bagaimana menggabungkannya, ini harus dikaji dulu. Jangan dipikir ICON+ ini seperti operator saja yang gampang disatukan dengan Telkom. Ini bukan sesuatu yang mudah,” tegasnya. 

Selain itu, pemerintah juga sebaiknya memikirkan sisi bisnis dari PLN, sebab bisa saja pendirian anak usaha ICON+ itu merupakan suatu bentuk ekspansi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Sebagaimana diketahui, PLN saat ini memiliki beban utang yang sangat besar, sehingga diperlukan terobosan-terobosan untuk perusahaan bisa berkembang. 

“Saya pikir sekarang biarkan saja dulu PLN menjalankan apa yang mereka sedang programkan dengan ICON+ anak usahanya, biarkan berjalan. Kita lihat kedepan apakah ini mampu menambal defisit keuangan PLN. Siapa tau ini justru jadi penyelamat dari masalah PLN. Pak Menteri BUMN jangan tergesa-gesa memutuskan sesuatu, ini dikaji dulu lah,” tegasnya. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PLN Ubah Limbah Jagung Jadi Listrik, Petani Tuban Kini Raup Untung

Tuban, situsenergi.com Petani jagung di Tuban, Jawa Timur kini merasakan dampak positif...

PLN Ingatkan Rekrutmen 2025 Gratis, Masyarakat Diminta Waspada Penipuan

Jakarta, situsenergi.com PT PLN (Persero) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap praktik...

PLN Bangun PLTS Terapung 92 MWp di Waduk Saguling, Perkuat Transisi Energi Bersih

Bandung, Situsenergi.com PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Indonesia Power resmi memulai...

Hari Pertama, Rekrutmen Nasional PLN Group 2025 Diserbu Puluhan Ribu Pelamar

Jakarta, Situsenergi.com Rekrutmen Nasional PT PLN (Persero) Group 2025 langsung mencuri perhatian...