

PTBA Tegaskan Komitmennya Jaga Lingkungan Khususnya Eks Tambang
MINERBA June 25, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) komitmen untuk menjaga lingkungan dari dampak buruk aktifitas pertambangan khususnya lahan-lahan yang sudah tidak berproduksi lagi. Perseroan memastikan bahwa ada upaya pelestarian alam dan mengembalikan fungsi alam agar terjadi keseimbangan.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto dalam bincang-bincang virtual terkait dengan “Semangat Bukit Asam Peduli Lingkungan”, Jumat (25/6/2021). Dia menegaskan bahwa PTBA rutin mengalokasikan sebagian pendapatan perseroan khusus untuk mengelola dan menjaga lingkungan khususnya di area sekitar lokasi tambang. Hanya saja dia tidak menyebutkan seberapa besar anggaran yang dikeluarkan setiap tahunnya.
“Kita ingin ini (menjaga lingkungan) menjadi habit, jadi mau ada penghargaan, proper atau tidak kami tidak peduli. Komitmen kami jelas bahwa lingkungan menjadi tanggung jawab yang secara otomatis kita terus jaga,” kata Suryo.
Dia menilai masih banyak masyarakat yang salah memahami terkait kinerja pertambangan. Menurutnya masih banyak masyarakat beranggapan bahwa aktifitas penambangan membawa dampak buruk bagi lingkungan dan bisa mengubah alam. Sementara pembangunan gedung-gedung tinggi di berbagai kota dianggap sebagai sebuah prestasi dan sebuah maha karya arsitektur. Padahal antara membangun gedung tinggi dengan penambangan sama-sama mengubah landscape sebuah lingkungan.
Padahal, lanjut Suryo, dari aktifitas penambangan dihasilkan berbagai komoditas yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti batubara, nikel, emas dan lainnya seperti sumber energi yang selalu dibutuhkan. Sementara untuk pembangunan gedung bertingkat justru mengkonsumsi energi dan menghabiskan sumber daya.
“Masih banyak persepsi masyarakat yang salah kaitannya hubungan tambang dengan lingkungan. Kenapa cara berpikirnya tidak menyeluruh seolah-olah kawan arsitek dan teknik sipil ketika membangun gedung mercusuar yang tingginya 100 meter dianggap hebat. Sementara itu kalau kita ngeduk bumi sampai kedalam 100 meter dianggap salah padahal impactnya kalau penambangan menghasilkan mineral batubara hasilnya ada listrik energi yang anda pakai,” sambung Suryo.
Dia tidak setuju dengan pernyataan bahwa aktifitas penambangan merusak alam. Namun dia setuju bahwa penambangan atau pembangunan gedung bertingkat itu mengubah rona alam.
“Jadi tidak semua tambang itumerusak tapi bagi yang merusak tidak peduli lingkungan ayo peduli karena itu nggak butuh biaya besar,” pungkas dia. (DIN/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.