Home ENERGI Tak Dukung Program Pemerintah, Pengamat: Jangan Beri Ijin AKR Berbisnis Avtur
ENERGI

Tak Dukung Program Pemerintah, Pengamat: Jangan Beri Ijin AKR Berbisnis Avtur

Share
Share

Jakarta, Situsenergy.com

Direktur Eksekutif Center for Energy Policy M. Kholid Syeirazi meminta pemerintah untuk tidak perlu memberi izin kepada perusahaan swasta dalam bisnis avtur. Apalagi terbukti bahwa perusahaan swasta yang berpeluang menjual avtur di Indonesia, yaitu PT AKR Corporindo Tbk tidak berkomitmen mendukung program pemerintah.

“Sejak 12 Mei lalu, AKR menolak menjual solar bersubsidi di seluruh SPBU-nya dengan alasan karena formula harga BBM kurang pas sehingga harga jual tidak sesuai dengan keekonomian,” kata Kholid dalam keterangan persnya yang diterima Situsenergy.com di Jakarta, Selasa (09/7/2019).

Menurut Kholid, sikap seperti itu justru menegaskan, bahwa perusahaan tersebut tidak layak masuk ke bisnis avtur di tanah air. “Bahkan seharusnya AKR diberi hukuman atas penghentian penugasan dari pemerintah mendistribusikan BBM jenis solar bersubsidi,” ketusnya.

Hukuman yang dapat diberikan terhadap swasta yang menghentikan penugasan secara sepihak tersebut adalah, pencabutan izin niaga perusahaan tersebut.

“Saya malah mendukung sanksi ke penyalur swasta tersebut karena menghambat program pemerintah terkait distribusi BBM satu harga,” ujar Kholid.

Ia juga menepis anggapan harga avtur Pertamina lebih mahal dibandingkan negara lain, khususnya kawasan Asia. Menurutnya, harga avtur domestik tergolong kompetitif, bahkan lebih murah dibandingkan Sheell di kawasan regional. “Di Asia Tenggara Singapura dan Malaysia, Pertamina sudah mendistribusikan Avtur dengan harga sangat bersaing,” kata Kholid.

Jika dibandingkan beberapa perusahaan migas lain di berbagai bandara di Asia, lanjut Kholid, harga avtur Pertamina memang paling rendah, seperti di Bandara Juanda, dipatok Rp 9.673,31/liter dan di Bandara Soekarno Hatta Rp 8.735,76/liter.

“Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan produk Shell yang dijual di Asia Tenggara, seperti di Bangkok Rp9.961,85,  Manila Rp13.309,15, Kuala Lumpur Rp10.169,66, dan Singapura Rp11.834,91,” tukasnya.

Sementara, peneliti INDEF Nailul Huda juga mengatakan bahwa harga Avtur Pertamina memang sangat bersaing terutama di Bandara Soekarno Hatta. “Harga avtur kita lebih kompetitif jika dibandingkan dengan bandara di ASEAN seperti Changi di Singapure ataupun bandara di Kuala Lumpur,” kata dia.

“Dengan demikian, tingginya harga tiket pesawat selama ini, bukan sepenuhnya disebabkan Avtur, namun banyak komponen biaya lain yang juga berpengaruh terhadap harga tiket pesawat,” pungkasnya.(Adi)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elnusa Perkuat Produksi Migas Nasional Lewat Teknologi Coiled Tubing

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk terus menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung peningkatan...

Waskita Karya Infrastruktur Lepas Saham di Waskita Sangir Energi Rp179,9 Miliar

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) resmi melepas kepemilikan sahamnya di...

ESDM Bekukan 190 Izin Tambang, ESG Jadi Syarat Mutlak di Industri Minerba

Jakarta, situsenergi.com Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin mendapat perhatian...

Astra Perkuat Transisi Energi, Targetkan 50 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Jakarta, Situsenergi.com Astra melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang bergerak di...