Home MINERBA 2021 Produksi Biji Timah Turun 38 Persen
MINERBA

2021 Produksi Biji Timah Turun 38 Persen

Share
2021 Produksi Biji Timah Turun 38 Persen
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk. Abdullah Umar mengatakan, produksi biji timah tahun 2021 sebesar 24.670 ton sn atau turun 38 persen dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 ton sn. Produksi tersebut terdiri dari 46 persen penambangan darat dan 54 persen bersumber dari penambangan laut.

“Sedangkan produksi logam timah tercatat hanya mencapai 26.465 metrik ton atau turun 42 persen dari tahun 2020 sebesar 45.698 metrik ton,” kata Abdullah di Jakarta, dikutip Rabu (25/5/2022).

“Perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton atau turun 52 persen dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 metrik ton. Sedangkan harga rata-rata logam timah naik 89 persen menjadi 32.619 dolar AS per ton,” lanjut Abdullah.

Lebih jauh ia mengatakan, pihaknya akan fokus pada peningkatan produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan.

“Melesatnya performa perseroan menjadi sebuah hadiah istimewa di tengah situasi pandemi, namun tak menyurutkan optimisme Manajemen bahwa ke depan kinerja perseroan akan mampu lebih baik,” paparnya.

Perusahaan pelat merah ini juga akan membagikan dividen untuk para pemegang saham sebesar 35 persen dari laba bersih 2021 yang mencapai Rp 1,3 triliun atau sekitar Rp 455 miliar. Pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilakukan Selasa.

“Timah membagikan dividen untuk tahun buku 2021 sebesar 35 persen dari laba bersih 2021 yang mencapai Rp 1,3 triliun,” katanya.

Dalam laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit tahun buku 2021, emiten berkode saham TINS ini berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 483 persen menjadi Rp 1,3 triliun dibandingkan pencapaian tahun 2020 yang justru mengalami rugi sebesar Rp 341 miliar.

Lonjakan laba bersih itu ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban pokok pendapatan perseroan turun 21 persen menjadi Rp 11,17 triliun dibandingkan beban tahun sebelumnya yang mencapai Rp 14,09 triliun.

Berbanding lurus dengan laba bersih, EBITDA Timah naik 150 persen menjadi Rp 2,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,16 triliun. Beban finansial yang berkurang akibat deleveraging strategy dan kemampuan perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukung.

Indikator finansial lainnya yang menjadi parameter membaiknya kinerja Timah adalah rasio profitabilitas, yaitu net profit margin menjadi 9 persen dari sebelumnya minus 2 persen dan gross profit k menjadi 22 persen dari sebelumnya hanya 7 persen.

“Sementara rasio solvabilitas nampak dari debt to equity ratio menjadi 82 persen dari sebelumnya sebesar 142 persen. Kas dan setara kas menunjukkan kenaikan signifikan menjadi Rp 1,78 triliun pada 2021 dari sebelumnya Rp 807 miliar pada 2020,” pungkasnya.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PTBA Uji Coba Co-Firing PLTU 30 MW di Tanjung Enim

Jakarta, Situsenergi.com PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaksanakan uji coba co-firing pada...

MIND ID Dorong Hilirisasi Nikel di Sulawesi, Ribuan Tenaga Kerja Lokal Terserap

Jakarta, situsenergi.com Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, melalui PT Vale Indonesia...

Harga Batubara Turun, Kinerja Keuangan ITM Tertekan

Jakarta, situsenergi.com PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) menghadapi tekanan kinerja pada...

Waskita Kuasai Proyek Kilang Pertamina di Papua, Kirim Ratusan Beton Jumbo ke Sorong!

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) kembali mencetak prestasi di...