Logo SitusEnergi
Waduhh Rusia-Ukraina Makin Panas, Bikin Harga Minyak Melejit Lagi Diatas 2 Persen Waduhh Rusia-Ukraina Makin Panas, Bikin Harga Minyak Melejit Lagi Diatas 2 Persen
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen, menuju level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun, setelah Presiden Ukraina mengatakan dia mendengar bahwa... Waduhh Rusia-Ukraina Makin Panas, Bikin Harga Minyak Melejit Lagi Diatas 2 Persen

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen, menuju level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun, setelah Presiden Ukraina mengatakan dia mendengar bahwa Rusia dapat menyerang negara itu Rabu.

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia, dan kekhawatiran bahwa Moskow dapat menyerang Ukraina mendorong reli minyak mendekati angka USD100 per barrel.

“Pasar tetap sangat sensitif terhadap perkembangan situasi Rusia/Ukraina,” kata John Kilduff, partner di Again Capital, New York. “Ini sekarang melesat ke tingkat yang luar biasa. Saat ini,  buy now, ask later,”

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD2,04 atau 2,2 persen, menjadi USD96,48 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak September 2014 di USD96,78. 

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meroket USD2,36, atau 2,5 persen, menjadi menetap di posisi USD95,46 per barel, setelah mencapai USD95,82, level tertinggi sejak September 2014.

Demikian dikutip dari laporan  Reuters,  di New York, Senin 14 Februari 2022 atau Selasa 15 Februari 2022 pagi WIB.

BACA JUGA   Dari Rumah ke Langit: Perempuan-Perempuan Hebat Ini Jadi Inspirasi di Hari Kartini

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia mendengar bahwa Rabu bisa menjadi hari invasi Rusia.

Amerika Serikat tidak melihat “tanda nyata” dari de-eskalasi pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, kata Departemen Luar Negeri AS. Masih belum jelas apakah Rusia tertarik untuk menempuh jalur diplomatik, tambah Departemen Luar Negeri.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat sedang merelokasi operasi kedutaannya di Ukraina dari ibukota Kyiv ke Lviv, kota di sebelah barat negara itu, mengutip “akselerasi dramatis dalam penumpukan pasukan Rusia.”

Rusia telah mengumpulkan ribuan tentara di dekat perbatasan Ukraina, tetapi Moskow menyangkal rencananya untuk menyerang dan menuduh Barat histeris. 

Minggu, Amerika Serikat memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan.

Rusia adalah salah satu produsen minyak mentah terbesar, dengan kapasitas sekitar 11,2 juta barel per hari, kata Nishant Bhushan, analis Rystad Energy.

“Setiap gangguan aliran minyak dari wilayah tersebut akan membuat harga Brent dan WTI meroket lebih tinggi jauh di atas USD100, di pasar yang sedang berjuang untuk mendongkrak pasokan saat permintaan minyak mentah melonjak karena ekonomi pulih dari pandemi,” kata Bhushan.

Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, berupaya keras memenuhi janji untuk meningkatkan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari hingga Maret.

BACA JUGA   Donor Darah Bersama Elnusa: Sekali Donor, Tiga Nyawa Terselamatkan

Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol mendesak OPEC Plus untuk menutup kesenjangan antara kata-kata dan tindakannya.
IEA mengatakan kesenjangan telah melebar antara target OPEC Plus dan output aktual.

Investor juga mencermati perundingan antara Amerika Serikat dan Iran. Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Teheran “sedang terburu-buru” untuk mencapai kesepakatan yang cepat dalam pembicaraan nuklir di Wina, asalkan kepentingan nasionalnya dilindungi.

“Kesepakatan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran dapat melepaskan 1,3 juta barel pasokan, tetapi ini tidak akan cukup untuk meringankan kendala pasokan,” kata Pratibha Thaker, Direktur Economist Intelligence Unit. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *