Home MIGAS Waduhh, Kata BPS : Migas Bikin Tekor! Neraca Dagang RI Rugi USD 1,11Miliar
MIGAS

Waduhh, Kata BPS : Migas Bikin Tekor! Neraca Dagang RI Rugi USD 1,11Miliar

Share
Share

Jakarta, situsenergi.com

Neraca perdagangan sektor migas Indonesia kembali mencatat defisit pada Juni 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, defisit migas mencapai USD1,11 miliar, meski secara keseluruhan neraca perdagangan nasional tetap surplus sebesar USD4,10 miliar.

Penyebab utama defisit migas tersebut adalah lonjakan nilai impor, khususnya pada minyak mentah dan produk hasil olahan minyak. Di sisi lain, kinerja ekspor migas justru melemah tajam dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Kontribusi sektor migas terhadap ekspor nasional masih sangat terbatas dan justru mengalami tekanan selama semester I 2025,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Ekspor Migas Terus Tertekan

Secara kumulatif, ekspor migas dari Januari hingga Juni 2025 hanya mencapai USD7,03 miliar. Angka ini turun 11,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD7,90 miliar.

Kinerja ini berbanding terbalik dengan ekspor nonmigas yang justru menunjukkan tren positif. Ekspor nonmigas tumbuh 8,96 persen yoy, menjadi penopang utama surplus neraca perdagangan nasional.

Impor Migas Makin Membebani
Di tengah ekspor yang lesu, impor migas justru melonjak. Pada Juni 2025, total impor nasional tercatat sebesar USD19,33 miliar. Dari jumlah itu, impor migas menyumbang USD2,22 miliar. Sementara pertumbuhan impor terbesar masih berasal dari sektor nonmigas, yang mencatat kenaikan 12,07 persen yoy.

Secara keseluruhan, total impor Indonesia dari Januari hingga Juni 2025 menyentuh angka USD115,94 miliar. Nilai ini naik 5,25 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

“Impor migas tetap tinggi di tengah turunnya ekspor migas. Hal ini menunjukkan tantangan struktural yang perlu diantisipasi, terutama dalam mengelola ketergantungan terhadap energi impor,” jelas Pudji.

Tantangan Ketergantungan Energi Impor
Tekanan pada neraca perdagangan migas mengindikasikan adanya tantangan dalam struktur ketahanan energi nasional. Ketergantungan pada pasokan luar negeri, khususnya untuk kebutuhan bahan bakar, membuat sektor ini sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan global.

Meski neraca perdagangan nasional masih mencatat surplus berkat kuatnya kinerja ekspor nonmigas, kondisi defisit di sektor migas menjadi sorotan penting dalam strategi perdagangan dan energi nasional ke depan. (DIN/GIT)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Mantab! Pendapatan PDSI Semester I 2025 Naik 12,68 Persen, Optimis Capai Target Tahunan

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha dari PT...

Nanas-Qu Binaan Pertamina Rangkul Ratusan Petani, Jaga Lingkungan, dan Tembus Pasar Global

Purbalingga, situsenergi.com Dari Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, usaha olahan nanas...

Hebat! Pertamina Kembangkan Desa Energi Berdikari di Karawang, Petani Jamur Hemat Biaya Listrik

Karawang, situsenergi.com Pemanfaatan energi terbarukan mulai memberi dampak nyata bagi masyarakat desa....

Pertamina Tegaskan Peran Strategis dalam Pembangunan SDM Indonesia

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) menegaskan perannya sebagai agen penggerak pembangunan sumber...