Logo SitusEnergi
Tingkatkan Produksi Minyak, Pertamina EP Bakal Gunakan Teknologi EOR Tingkatkan Produksi Minyak, Pertamina EP Bakal Gunakan Teknologi EOR
Jakarta, situsenergy.com PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP (PEP) akan menggunakan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak diblok-blok... Tingkatkan Produksi Minyak, Pertamina EP Bakal Gunakan Teknologi EOR

Jakarta, situsenergy.com

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP (PEP) akan menggunakan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak diblok-blok sumur tuanya. Pasalnya tren penurunan produksi minyak dalam negeri masih terjadi.

VP EOR PEP, Andi W Bachtiar, mengatakan penggunaan teknologi EOR untuk produksi memang akan menghasilkan minyak mentah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan metode lain. Namun untuk penerapan dengan teknologi ini juga ada konsekuensi lain yaitu biaya produksi yang besar. Harus dilakukan importasi terlebih dahulu sebab surfaktan polimer sebagai bahan yang akan disuntikkan dalam sumur tua belum diproduksi di Indonesia.

“Kenapa gunakan surfaktan polimer, jauh lebih besar dari pada air (hasil produksi minyak) tapi untuk cari surfaktan polimer ini susah, harus impor,” kata Andi dalam sebuah diskusi dengan awak media di Jakarta, Selasa (12/3).

Pertamina EP terus berupaya dalam mendorong keberlanjutan proyek EOR yang terdiri dari surfaktan, polimer, dan CO2 flooding.  Andi menekankan perlunya dukungan stakeholder utama yang positif, khususnya dari Kementerian ESDM dan SKK Migas.

BACA JUGA   Panas Bumi RI Baru Digarap 12%, API: Sudah Saatnya Move On!

Andi mengakui, tantangan dalam penerapan EOR di Pertamina EP adalah lapangan yang tersebar luas di seluruh Indonesia, tidak ada perusahaan yang bergerak di bidang kimia dari hulu sampai dengan hilir khususnya chemical EOR, selain itu perlu adanya peningkatan teknologi dan pengetahuan dalam bidang chemical EOR.

“Pertamina EP telah memiliki research and technology center (RTC) dan telah membuat serta melengkapi laboratorium EOR dengan biaya sebesar USD5 juta,” katanya.

PEP sendiri memprioritaskan sembilan struktur untuk penerapan EOR. Kesembilan itu adalah Rantau, Sago, dan Ramba di Pertamina EP Aset 1, Jirak dan Limau di Pertamina EP Asset 2, Tambun dan Jatibarang di Pertamina EP Asset 3, serta Sukowati di Pertamina EP Asset 4, dan Tanjung di Pertamina EP Asset 5. Lima di antara struktur itu menggunakan metode chemical, yaitu Tanjung, Rantau, Sago, Jirak, dan Limau. Empat lainnya menggunakan metode karbondioksida (CO2).

Sementara itu John H Simamora selaku Direktur Pengembangan Pertamina EP, menambahkan prioritas pemilihan struktur berdasarkan jumlah cadangan yaitu rata-rata sekitar 300 juta-700 juta BSTB. Pertamina EP saat ini melakukan pilot EOR dengan polimer di struktur Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan akhir 2018.

BACA JUGA   Ultah Ke-17, PDSI Rayakan dengan Donor Darah: Biar Nggak Cuma Tiup Lilin

“Field trial untuk chemical EOR polimer di Tanjung sekitar USD4 juta, termasuk untuk pengadaan 70 ton polimer,” kata John.

Dikatakannya, tahun ini Pertamina EP menargetkan produksi migas sebesar 258 MBOEPD yang terdiri atas produksi minyak 85 ribu BOPD dan gas 970 MMSCFD. Mengacu pada realisasi produksi migas tahun lalu, produksi minyak dan gas Pertamina EP mencapai 101 persen dari target 253 MBOEPD menjadi 255 MBOEPD. Capaian ini terdiri atas produksi minyak 79.690 BOPD atau 96 persen dari target 83.000 BOPD dan gas 1.017 MMSCFD dari target 986 MMSCFD.

“Biaya EOR itu sangat besar karena itu dilakukan di lapangan yang punya cadangan besar. Kami berharap ada insentif untuk pengerjaan EOR” ujar John. (DIN)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *