Oleh :
Sofyano Zakaria
Pengamat Kebijakan Energi
Dir PUSKEPI
Jakarta – situsenergy.com | Kamis 20 Oktober 2016 , Ahmad Bambang , direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina , telah resmi dilantik sebagai Wakil Dirut Pertamina dan Rachmat Hardadi direktur pengolahan ditetapkan pindah kursi menjadi Direktur Mega Projek Kilang Pertamina.
2 posisi tersebut adalah posisi baru hasil restruktur organisasi Pertamina yang telah disetujui Pemerintah.
Dengan struktur organisasi Pertamina yang baru ini, wakil direktur utama Pertamina ditugasi khusus untuk menangani langsung direktorat Pemasaran dan Niaga dan direktorat Pengolahan serta menangani Personil dan operasional Enerji Baru Terbarukan Pertamina.
Pertamina sebagai perusahaan enerji bangsa memang telah membuktikan kiprahnya mampu tetap memperoleh laba dengan tanpa mem-phk pekerjanya.
Ini membuktikan bahwa Pemerintah dan insan Pekerja Pertamina tetap bisa membuat Pertamina tetap eksis ditengah terpuruknya harga minyak dunia yang terbukti membuat banyak perusahaan minyak kelas dunia sekalipun , gulung tikar,rugi besar.
Ditengah terus “melorotnya” harga minyak dunia, maka Pemerintah tidak boleh terpaku mengandalkan penerimaan negara sektor migas dari produksi minyak atau sektor hulu saja.
Dengan populasi rakyat indonesia yang sangat besar, sekitar 250 juta jiwa, yang selama ini itu menjadi incaran dunia untuk melempar produknya, maka sangat tepat ketika Pemerintah membuat kebijakan memaksimalkan peran sektor hilir Pertamina.
Maksimalisasi peran sektor hilir Bumn Pertamina memang perlu ditangani secara khusus karena nya perubahan struktur organisasi pertamina yang telah ditetapkan pemerintah patut di apresiasi.
Peluang Sektor hilir Pertamina untuk bisa menguasai pasar dinegeri sendiri bahkan di tingkat asia tenggara sangat memungkinkan.
Contoh, penggunaan oli bagi sepeda motor di negeri ini yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 100 juta unit, jika Pertamina bisa menguasai 75% pasar oli itu, maka Pertamina bisa meraup keuntungan yang luar biasa besarnya.
Sektor hilir Pertamina harus didorong untuk terus ber inovasi melahirkan produk produk alternatif yang dibutuhkan masyarakat.
Disektor bbm non subsidi , Pemerintah harus terus mendorong Pertamina untuk terus melahirkan produk baru yang mampu memberi laba bagi bumn milik bangsa.
Bbm jenis Pertalite , Pertamax atau juga Pertamax Turbo yang merupakan produk alternatif yang lahir dari aksi Pertamina , nyatanya telah sangat “dicari” konsumen negeri ini. Disamping sudah jelas terbukti bahwa harga jual bbm tersebut ternyata bisa lebih murah dari harga yang dijual pihak spbu swasta yang ada di negeri ini.
Sektor hilir Pertamina perlu mendapat dukungan solid pemerintah , misalnya untuk bisa menguasai pasar penjualan marines fuel di perairan selat malaka yang selama ini nyaris dikuasai Singapura dan Malaysia.
Setidaknya terdapat potensi pasar sekitar 50 juta kiloliter bbm kapal pertahun di perairan selat malaka itu.
Pemerintah juga perlu uji ulang kebijakan bio diesel khusus untuk bbm solar yang dipergunakan untuk kapal dan industri.
Besaran fame untuk pencampuran terhadap solar yang ditetapkan Pemerintah sebesar 20 persen , menimbulkan beban biaya tambahan bagi industri pelayaran dan dunia industri lain yang ada .
Kapal kapal asing (ocean going) juga tidak menggunakan bbm yang dicampur dengan fame , karenanya kebijakan tersebut secara umum tidak menguntungkan bagi pemerintah kecuali membantu pengusaha besar industriawan sawit saja yang kesulitan melempar produknya ke pasar dunia.
Penetapan adanya wakil direktur utama Pertamina yang membawahi sektor hilir , sudah saatnya dan perlu diberi keleluasaan penuh untuk menangani secara fokus sektor hilir yang harus mampu membuktikan memberi laba dan dividen yang signifikan bagi pemerintah untuk menutupi apbn yang tergerus dari sektor penjualan crude oil akibat harga minyak dunia.
Sektor hilir Pertamina harus ditangani oleh insan Pertamina murni yang selama ini memang sudah teruji berkiprah di sektor ini.
Sektor hilir Pertamina harus diisi oleh “orang hilir” yang pada dasarnya memiliki chemistry yang kental antar sesama insan hilir Pertamina sehingga kekompakan tim akan semakin menguat yang mampu memberi hasil maksimal bagi Pertamina dan Pemerintah tentunya. (red)
*penulis adalah pengamat kebijakan enerji.
No comments so far.
Be first to leave comment below.