Home ENERGI Terdampak Pendemi, Proyek JTB Diperkirakan Meleset Dari Target
ENERGI

Terdampak Pendemi, Proyek JTB Diperkirakan Meleset Dari Target

Share
Share

Jakarta, situsenergy.com

Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang digadang – gadang bisa menjadi penambah pasokan migas di dalam negeri diperkirakan akan molor penyelesaiannya. Pasalnya proyek hulu migas saat ini tengah terdampak pandemi covid-19 termasuk JTB yang dikerjakan PT Pertamina EP Cepu (PEPC).

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), memperkirakan target produksi yang semua diyakini bisa mulai tahun depan tampaknya akan mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Menurutnya proyek JTB benar-benar terdampak pandemi.

“Masih ada potensi keterlambatan. Tetap kami usahakan bisa onstream pada 2021, tetapi kalau Juli looks like impossible (tidak mungkin),” kata Julius di Jakarta, Kamis (20/8).

Menurut Julius, meskipun kegiatan pembangunan sudah berangsur normal pasca penerapan Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB), keharusan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan masih mempengaruhi progress pengerjaan proyek.

“Tenaga kerja banyak yang berkurang karena alasan covid-19 yang memang diperlukan physical distancing juga di lapangan,” kata dia.

Konstruksi proyek JTB sendiri dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri (Rekind) bersama anggota konsorsium lainnya dengan nilai investasi USD1,53 miliar, terdiri dari pengerjaan FEED (Front End Engineering Design), Land Acquisition (Pengadaan Tanah), Kontrak EPC Early Civil Works, Kontrak EPC GPF serta Drilling (Pemboran Sumur). Adapun nilai Kontrak EPC GPF (Konsorsium Rekind-JGC-JGC Indonesia) adalah sebesar USD983 juta.

Proyek yang diambil alih Pertamina dari Exxonmobil itu ditargetkan akan menghasilkan produksi rata‐rata raw gas sebesar 315 juta kaki kubik (MMSCFD) yang disalurkan melalui pipa transmisi Gresik‐Semarang yang saat ini dalam proses persiapan uji coba oleh PT Pertamina Gas (Pertagas). Optimasi desain melalui perubahan teknologi pada unit GPF menghasilkan potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.

Menurut Julius, SKK Migas tetap mendorong PEPC untuk tetap menyelesaikan proyek JTB pada tahun 2021. Estimasi jika Covid-19 mereda di akhir tahun ini maka kemungkinan proyek tersebut bisa selesai paling cepat pada akhir 2021 mendatang.

“Kami usahakan di November atau Desember 2021, tetapi ya ngeri-ngeri sedap juga. Pandemi ini memang bikin berantakan semuanya,” kata Julius. (DIN)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elnusa Perkuat Produksi Migas Nasional Lewat Teknologi Coiled Tubing

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk terus menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung peningkatan...

Waskita Karya Infrastruktur Lepas Saham di Waskita Sangir Energi Rp179,9 Miliar

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) resmi melepas kepemilikan sahamnya di...

ESDM Bekukan 190 Izin Tambang, ESG Jadi Syarat Mutlak di Industri Minerba

Jakarta, situsenergi.com Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin mendapat perhatian...

Astra Perkuat Transisi Energi, Targetkan 50 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Jakarta, Situsenergi.com Astra melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang bergerak di...