Home ENERGI Terdampak Covid-19, PTBA Mulai Cari Market Ekspor Baru
ENERGI

Terdampak Covid-19, PTBA Mulai Cari Market Ekspor Baru

Share
Kapal tongkang pengangkut batu bara saat melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/3). Kementerian ESDM mengatakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) Maret 2018 mengalami kenaikan 1,16 persen, dari US$100,69 per ton pada bulan Februari 2018 menjadi US$101,86 per ton dan menjadi HBA tertinggi sejak Mei 2012. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc/18.
Share

Jakarta, Situsenergy.com

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan bahwa pandemi covid-19 telah berdampak pada aktifitas bisnisnya. Pasalnya akibat wabah tersebut membuat kinerja industri pertambangan batubara dunia mengalami penurunan permintaan. Oleh sebab itu untuk menekan dampak negatif bagi perseroan, PTBA telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis agar bisa bertahan, termasuk mencari negara tujuan ekspor yang baru.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie C, mengatakan pandemi covid-19 telah mempengaruhi bisnis pertambangan batu bara. Walaupun virus corona belum menyebar luas di Indonesia pada kuartal I 2020, namun sejumlah negara tujuan ekspor sudah terdampak.

“Beberapa negara seperti China sudah terdampak. Begitu juga India, beberapa pelabuhan di lockdown sehingga mempengaruhi kinerja ekspor kita,” kata Apollonius saat virtual press meeting Bukit Asam, Selasa (14/7).

Oleh sebab itulah, PTBA mulai melirik beberapa pasar baru untuk ekspor batubara di negara Asia. Termasuk beberapa negara tetangga di kawasan Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam, Vietnam, Fillipina dan Thailand, serta Brunei Darussalam.

Mengenai fluktuasi harga batu bara, Apollonius menjelaskan bahwa semua produsen batu bara tidak memiliki kendali akan harga batu bara di pasar dunia. Yang bisa dilakukan oleh Bukit Asam adalah melakukan stress test dengan berbagai skenario pada parameter harga, volume penjualan, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap kinerja keuangan perusahaan.

“Kami akan terus memonitor pergerakan indeks harga batu acuan,” tambah Apollonius.

Dia menjelaskan bahwa Indeks Newcastle rata – rata pada bulan Mei 2020 mengalami penurunan 37% terhadap Mei 2019, 28% terhadap RKAP awal dan 11% di bawah RKAP -P. Indeks ICI-3 (GAR 5000) juga mengalami penurunan 27% pada Mei 2020 terhadap Mei 2019, 27% di bawah RKAP awal dan juga 11% di bawah RKAP -P.

“Adanya penyebaran Covid-19 di seluruh dunia menjadi penyebab utama penurunan harga batu bara dunia saat ini,” tutup Apollonius. (DIN/rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elnusa Perkuat Produksi Migas Nasional Lewat Teknologi Coiled Tubing

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk terus menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung peningkatan...

Waskita Karya Infrastruktur Lepas Saham di Waskita Sangir Energi Rp179,9 Miliar

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) resmi melepas kepemilikan sahamnya di...

ESDM Bekukan 190 Izin Tambang, ESG Jadi Syarat Mutlak di Industri Minerba

Jakarta, situsenergi.com Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin mendapat perhatian...

Astra Perkuat Transisi Energi, Targetkan 50 Persen Energi Terbarukan pada 2030

Jakarta, Situsenergi.com Astra melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang bergerak di...