Aceh Tamiang, situsenergi.com
Dampak banjir bandang di Aceh Tamiang memang parah. Sudah dua minggu berlalu, namun daerah tersebut masih terisolasi, listrik padam total, dan air bersih sulit didapatkan. Akses logistik pun sulit karena sebagian besar wilayah hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Di tengah situasi darurat yang memprihatinkan ini, PT Pertamina (Persero) langsung tancap gas membawa solusi canggih dan berkelanjutan: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) darurat!
Pertamina tidak main-main. Mereka mendatangkan langsung tujuh paket PLTS dari Jakarta untuk menerangi posko pengungsi di Aceh Tamiang. Setiap unit PLTS memiliki kapasitas yang mumpuni: 590 \text{ Wp} (Watt peak), inverter 1.000 \text{ Wp}, dan baterai 2.000 \text{ Wh} (Watt hour). Selain itu, mereka juga membawa tujuh paket Solar LED 40 watt.
Pemasangan instalasi ini langsung melibatkan teknisi dari Perwira Pertamina Peduli. Mereka merakit komponen PLTS dengan cepat, memastikan listrik bisa segera menerangi tenda-tenda pengungsian sejak Sabtu (13/12/2025).
Bukan Sekadar Bantuan, Ini Strategi Pemulihan Energi Hijau!

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron, menegaskan bahwa penyaluran PLTS ini merupakan bagian fundamental dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
“Program ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terdampak bencana di Aceh Tamiang. Pertamina menyalurkan bantuan PLTS ini guna mendukung pemulihan kondisi darurat pascabencana,” jelas Baron, menyoroti peran energi terbarukan dalam masa krisis.
Baron menambahkan bahwa kehadiran PLTS di lokasi pengungsian memberikan dampak ganda. Ini sangat membantu pengungsi dan relawan, terutama untuk penerangan saat malam hari. Yang tak kalah penting, PLTS berfungsi sebagai sarana vital untuk menambah daya baterai telepon seluler—sarana komunikasi utama para pengungsi. Hebatnya, setiap unit PLTS sanggup menyala hingga delapan jam per hari.
Relawan Pertamina Peduli yang bertugas di lokasi, M. Abassi Ali Bilhadj atau akrab disapa Billy, mengungkapkan betapa berharganya bantuan ini. Proses perakitan hanya memakan waktu dua jam, dan PLTS langsung menyala setelah diuji coba.
“Terharu sekali, di tengah penghematan pemanfaatan BBM untuk genset. Hadirnya PLTS ini sangat membantu pengungsi sehingga bisa melaksanakan aktivitas ibadah dan kegiatan membaca buku untuk anak – anak di malam hari dengan tenang. PLTS ini ibarat cahaya harapan di tenda pengungsian,“ kata Billy penuh semangat.
Pertamina Komitmen Transisi Energi Hingga ESG
Pertamina tidak hanya menyediakan PLTS. Relawan Pertamina Peduli berupaya keras menembus isolasi Aceh Tamiang, memberikan pasokan BBM, LPG, bantuan kesehatan, sanitasi, air bersih, hingga kebutuhan hidup lainnya.
Sebagai pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen penuh mendukung target Net Zero Emission 2060 dan terus mendorong program yang sejalan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya ini sejalan dengan transformasi besar yang dilakukan Pertamina. Mereka fokus pada tata kelola, pelayanan publik, keberlanjutan usaha dan lingkungan, melalui penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi mereka. Ini membuktikan bahwa Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis inti, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. (*)
Leave a comment