Jakarta, situsenergi.com
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah inovasi SubGyro meraih Gold Award di ajang International Convention on Continuous Improvement (ICOCC) 2025 di Taipei. Teknologi ini mencuri perhatian karena menawarkan solusi praktis dan aman untuk proses raising–lowering substructure, tahap paling krusial dalam operasi rig migas.
Dalam aktivitas pengeboran, sedikit saja kesalahan sudut atau kemiringan bisa memicu kerusakan alat bernilai tinggi hingga mengancam keselamatan kru. Melihat urgensi itu, tim PDSI mengembangkan SubGyro, perangkat berbasis gyroscope yang menggantikan metode manual dalam pengukuran levelling.
“SubGyro memberikan pembacaan real-time yang presisi tanpa teknisi harus masuk area berisiko,” jelas anggota tim inovasi, Dedy Ricjhon Simatupang, Sabtu (15/11/2025). Teknologi nirkabel membuat pengukuran cukup dilakukan lewat gadget sehingga pekerjaan berlangsung lebih cepat dan akurat.
Dari sisi operasional, SubGyro terbukti menekan risiko kerusakan alat, memperpendek durasi pekerjaan, dan mendorong tingkat keselamatan. Tak heran, inovasi ini sebelumnya juga mengantongi Gold CIP 2023, Platinum UIIA 2023, dan Platinum APQA 2024.
Direktur Utama PDSI, Avep Disasmita, menegaskan bahwa SubGyro lahir dari kebutuhan nyata di lapangan. Menurutnya, inovasi ini menjadi contoh bagaimana solusi praktis dapat mendukung efisiensi sekaligus keberlanjutan operasi.

Sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PDSI terus memperkuat budaya inovasi lewat Knowledge Management dan Continuous Improvement. Perusahaan fokus menjadi penyedia jasa pengeboran yang kompetitif dan berkelanjutan demi mendukung ketahanan energi Indonesia. (DIN/GIT)
Leave a comment