

Stok Amerika Menyusut Melebihi Ekspektasi, Minyak Dunia Kembali Naik
ENERGI December 31, 2020 Editor SitusEnergi 0

New York, situseneergy.com
Harga minyak kembali menguat pada penutupan Rabu, didorong adanya paket fiskal pemerintah Amerika, disamping juga terjadinya penurunan stok minyak di negara tersebut.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 0,49 persen menjadi USD51,34 per barel, dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika, meningkat 0,83 persen menjadi USD48,40 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di New York, Rabu (30/12/2020) atau Kamis (31/12/2020) pagi WIB.
“Harga minyak tetap didukung oleh depresiasi dolar AS dan akhirnya menemukan teman dalam laporan inventaris API,” kata Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global di Axi.
“Pagi ini American Petroleum Institute melaporkan penarikan yang jauh lebih besar versus konsensus dalam persediaan minyak mentah untuk pekan yang berakhir pada 25 Desember.”
Dolar jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terhadap euro karena pedagang mata uang mengabaikan penundaan dalam cek stimulus Amerika dan mempertahankan spekulasi bahwa bantuan keuangan tambahan masih mungkin terjadi.
DPR Amerika yang dikuasai Partai Demokrat memilih untuk memenuhi permintaan Presiden Donald Trump guna meningkatkan pembayaran bantuan langsung Covid-19 kepada rakyat Amerika yang terpukul pandemi tersebut menjadi USD2.000 dari USD600.
Saham Asia melemah setelah investor mengambil keuntungan dari reli baru-baru ini, sementara euro tergoda dengan level tertinggi yang tidak terlihat dalam lebih dari dua setengah tahun karena harapan pemulihan ekonomi global secara bertahap.
Harga minyak dapat menguat karena program vaksinasi di seluruh dunia dimulai tahun depan, memungkinkan banyak negara untuk melonggarkan pembatasan pergerakan dan aktivitas bisnis.
Stok minyak mentah Amerika turun 4,8 juta barel pada pekan lalu menjadi sekitar 492,9 juta barel, melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 2,6 juta barel, menurut data API.
Dalam jangka pendek, kekhawatiran atas penguncian kembali aikbat virus corona cenderung membatasi kenaikan harga minyak.
Varian baru virus corona di Inggris menyebabkan penerapan kembali pembatasan pergerakan, menekan permintaan jangka pendek dan membebani harga, sementara rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.
Permintaan bahan bakar fosil dalam beberapa tahun mendatang dapat tetap melemah bahkan setelah pandemi, karena banyak negara berusaha membatasi emisi untuk memperlambat perubahan iklim. Raksasa energi seperti BP dan Total SE, menerbitkan prakiraan yang mencakup skenario di mana permintaan minyak global mungkin mencapai puncaknya pada 2019.
Pertemuan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus–yang akan digelar pada 4 Januari–juga membayangi pasar.
OPEC Plus mengurangi rekor penurunan produksi minyak yang dibuat tahun ini untuk mendukung pasar. Kelompok tersebut akan menaikkan produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Januari, dan Rusia mendukung peningkatan lain dengan jumlah yang sama pada Februari. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.