

Soal Share Down Aset, Manajemen Pertamina Dan FSPPB Angkat Bicara
ENERGI July 20, 2018 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, SitusEnergy.com
Pihak manajemen PT Pertamina (Persero) akhirnya buka suara soal polemik rencana share down Asset BUMN migas itu, baik Asset hulu maupun hilir untuk mengatasi.paceklik keuangan perusahaan yang dikabarkan terjadi lantaran devisit penjualan BBM Premium dan Solar.
Menurut juru bicara perusahaan, rencana share down itu sejatinya masih hanya wacana dan perlu dilakukan kajian lebih dalam. Meski demikian, diakui oleh manajemen Pertamina bahwa Kementerian BUMN telah merestui untuk dilakukan kajian atas rencana share down Asset tersebut.
“Surat menteri BUMN yang kemarin itu adalah surat izin untuk melakukan kajian. Kajian itu bisa lama dan mungkin makan waktu bisa setahun bisa dua tahun. Itu terkait sama rencana mencari strategi partner untuk bisnis hulu maupun hilir,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito di Jakarta, Jumat (20/7).
Adiatma juga menampik bahwa kondisi keuangan perusahaan saat ini sedang kritis. Menurutnya, dari sisi penjualan BBM memang diakui sedang dalam tekanan akibat kenaikan harga minyak dunia yang hingga kini belum juga diikuti kenaikan harga premium dan solar. Meski demikian, dia menegaskan terlepas dari sisi keterbatasan modal, Pertamina memang perlu untuk menggandeng parthner yang strategis.
“Perlu dipahami bahwa industri migas itu padat modal dan risiko nya tinggi. Teknologinya juga butuh tinggi. Oleh sebab itu kita perlu mencari strategi parthner. Sehingga kita bisa mengurangi risiko dan juga bisa mengalihkan uang itu ke bidang-bidang lain,” kata Adiatma.
Sementara itu, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar mengatakan, penjualan aset Pertamina yang diajukan Direksi berupa share down aset hulu dan spin off bisnis refinery tidak akan menyelesaikan root cause permasalahan keuangan Pertamina yang terjadi akibat kerugian pada salah satu bisnis utama Pertamina, yaitu penjualan BBM jenis Solar, Premium dan Pertalite sehingga mengakibatkan kas operasional negatif.
Menurut Arie, penyelesaian dengan cara menjual aset hanya akan memperbaiki kas operasional lerusahaan yang bersifat sementara karena akan segera habis kembali untuk menutupi kerugian bisnis penjualan BBM jenis Solar, Premium dan Pertalite yang masih terjadi dan justru akan jauh lebih merugikan Pertamina ke depan bila aset yang dijual adalah aset yang menguntungkan dan strategis.
“Yang jelas upaya pelepasan asset untuk menanggulangi kondisi keuangan saat ini itu bukan hal yang tepat, karena itu hanya akan menggali lobang dan tutup lobang. Karena lobang yang digali nya akan semakin dalam. Karena Asset yang kita jual, kalau itu Asset yang produktif maka potensi pendapatan untuk menutup lubang yang berikutnya itu akan susah,” kata Arie.
Menurutnya, jika ingin menyelesaikan masalah keuangan Pertamina, maka harus dilakukan dari akar masalahnya, yaitu harga premium dan solar. “Tadi sempat disampaikan oleh Menteri BUMN bahwa saat ini sedang diupayakan, bahkan sudah hampir sampai di tujuan yaitu pemerintah sedang mengusahakan subsidi solar. Mudah-mudahan dengan adanya tambahan subsidi di komoditi solar, maka cash flow perusahaan akan sedikit membaik,” pungkasnya. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.